Kata Kerja Operasional Penulisan Indikator Soal
Tabel 1. Tingkat Kompetensi Kata Kerja Operasional
No | Klasifikasi Tingkat Kompetensi | Kata Kerja Operasional yang Digunakan |
1 | Berhubungan dengan mencari keterangan (dealing with retrieval) | 1.Mendeskripsikan (describe) 2.Menyebutkan kembali (recall) 3.Melengkapi (complete) 4.Mendaftar (list) 5.Mendefinisikan (define) 6.Menghitung (count) 7.Mengidentifikasi (identify) 8.Menceritakan (recite) 9.Menamai (name) |
2 | M e m p r o s e s (processing) | 1.Mensintesis (synthesize) 2.Mengelompokkan (group) 3.Menjelaskan (explain) 4.Mengorganisasikan (organize) 5.Meneliti/melakukan eksperimen (experiment) 6.Menganalogikan (make analogies) 7.Mengurutkan (sequence) 8.Mengkategorikan (categorize) 9. Menganalisis (analyze) 10.Membandingkan (compare) 11.Mengklasifikasi (classify) 12.Menghubungkan (relate) 13.Membedakan (distinguish) 14.Mengungkapkan lantaran (state causality) |
3 | Menerapkan dan m e n g e v a l u a s i (Application and Evaluation) | 1.Menerapkan suatu prinsip (applying a principle) 2.Membuat model (model building) 3.Mengevaluasi (evaluating) 4.Merencanakan (planning) 5.Memperhitungkan/meramalkan kemungkinan (extrapolating) 6.Memprediksi (predicting) 7.Menduga/Mengemukakan pendapat/ mengambil kesimpulan (inferring) 8.Meramalkan bencana alam/sesuatu (forecasting) 9.Menggeneralisasikan (generalizing) 10.Mempertimbangkan /memikirkan kemungkinan-kemungkinan (speculating) 11.Membayangkan /mengkhayalkan/ mengimajinasikan (Imagining) 12.Merancang (designing) 13.Menciptakan (creating) 14.Menduga/menciptakan dugaan/ kesimpulan awal (hypothezing) |
Selain tingkat kompetensi, penerapan kata kerja menandakan pemfokusan aspek yang diinginkan, mencakup beberapa aspek sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi sesuai tendensi yang dipakai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jika aspek keterampilan lebih menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus mencapai kemampuan keterampilan yang diinginkan. Klasifikasi kata kerja menurut aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik disajikan dalam tabel 2, 3, dan 4.
Tabel 2 : Kata Kerja Ranah Kognitif
Pengetahuan | Pemahaman | Penerapan | Analisis | Sintesis | Penilaian |
Mengutip Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar Menunjukkan Memdiberi label Memdiberi indeks Memasangkan Menamai Menandai Membaca Menyadari Menghafal Meniru Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Menyatakan Mempelajari Mentabulasi Memdiberi kode Menelusuri Menulis | Memperkirakan Menjelaskan Mengkategorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan Membandingkan Menghitung Mengkontraskan Mengubah Mempertahankan Menguraikan Menjalin Membedakan Mendiskusikan Menggali Mencontohkan Menerangkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan | Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Menyesuaikan Mengkalkulasi Memodifikasi Mengklasifikasi Menghitung Membangun Membiasakan Mencegah Menentukan Menggambarkan Menggunakan Menilai Melatih Menggali Mengemukakan Mengadaptasi Menyelidiki Mengoperasikan Mempersoalkan Mengkonsepkan Melaksanakan Meramalkan Memproduksi Memproses Mengaitkan Menyusun Mensimulasikan Memecahkan Melakukan Mentabulasi Memproses Meramalkan | Menganalisis Mengaudit Memecahkan Menegaskan Mendeteksi Mendiagnosis Menyeleksi Merinci Menominasikan Mendiagramkan Megkorelasikan Merasionalkan Menguji Mencerahkan Menjelajah Membagankan Menyimpulkan Menemukan Menelaah Meterbaikkan Memerintahkan Mengedit Mengaitkan Memilih Mengukur Melatih Mentransfer | Mengabstraksi Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Mengkategorikan Mengkode Mengombinasikan Menyusun Mengarang Membangun Menanggulangi Menghubungkan Menciptakan Mengkreasikan Mengoreksi Merancang Merencanakan Mendikte Meningkatkan Memperjelas Memfasilitasi Membentuk Merumuskan Menggeneralisasi Menggabungkan Memadukan Membatas Mereparasi Menampilkan M e n y i a p k a n Memproduksi Merangkum Merekonstruksi | Membandingkan Menyimpulkan Menilai Mengarahkan MengKoreksi Menimbang Memutuskan Memisahkan Memprediksi Memperjelas Menugaskan Menafsirkan Mempertahankan Memerinci Mengukur Merangkum Membuktikan Memvalidasi Mengetes Mendukung Memilih Memproyeksikan |
Tabel 3. Kata Kerja Ranah Afektif
Menerima | Menanggapi | Menilai | Mengelola | Menghayati |
Memilih Mempertanyakan Mengikuti Memdiberi Menganut Mematuhi Meminati | Menjawaban Memmenolong Mengajukan Mengompromikan Menyenangi Menyambut Mendukung Menyetujui Menampilkan Melaporkan Memilih Mengatakan Memilah Menolak | Mengasumsikan Meyakini Melengkapi Meyakinkan Memperjelas Memprakarsai Mengimani Mengundang Menggabungkan Mengusulkan Menekankan Menyumbang | Menganut Mengubah Menata Mengklasifikasikan Mengombinasikan Mempertahankan Membangun Membentuk pendapat Memadukan Mengelola Menegosiasi Merembuk | Mengubah perilaku Berakhlak mulia Mempengaruhi Mendengarkan Mengkualifikasi Melayani Menunjukkan Membuktikan Memecahkan |
Tabel 4. Kata Kerja Ranah Psikomotor
Menirukan | Memanipulasi | Pengalamiahan | Artikulasi |
Mengaktifkan Menyesuaikan Menggabungkan Melamar Mengatur Mengumpulkan Menimbang Memperkecil Membangun Mengubah Memmembersihkankan Memposisikan Mengonstruksi | Mengoreksi Mendemonstrasikan Merancang Memilah Melatih Memperbaiki Mengidentifikasikan Mengisi Menempatkan Membuat Memanipulasi Mereparasi Mencampur | Mengalihkan Merubahkan Memutar Mengirim Memindahkan Mendorong Menarik Memproduksi Mencampur Mengoperasikan Mengemas Membungkus | Mengalihkan Mempertajam Membentuk Memadankan Menggunakan Memulai Menyetir Menjeniskan Menempel Menseketsa Melonggarkan Menimbang |
4. Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan
Sekolah
Pengembangan indikator mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, penerima didik, dan sekolah lantaran indikator menjadi contoh dalam penilaian. Sesuai Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, karakteristik penilaian kelompok mata pelajaran yaitu sebagai diberikut.
Kelompok Mata Pelajaran | Mata Pelajaran | Aspek yang Dinilai |
Agama dan Akhlak Mulia | Pendidikan Agama | Afektif dan Kognitif |
Kewargguagaraan dan Kepribadian | Pendidikan Kewargguagaraan | Afektif dan Kognitif |
Jasmani Olahraga dan Kesehatan | Penjas Orkes | Psikomotorik, Afektif, dan Kognitif |
Estetika | Seni Budaya | Afektif dan Psikomotorik |
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi | Matematika, IPA, IPS Bahasa, dan TIK. | Afektif, Kognitif, dan/ atau Psikomotorik sesuai karakter mata pelajaran |
Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik tertentu yang membedakan dari mata pelajaran lainnya. Perbedaan ini menjadi pertimbangan penting dalam membuatkan indikator. Karakteristik mata pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek mendengar, membaca, berbicara dan menulis sangat tidak sama dengan mata pelajaran matematika yang lebih banyak didominasi pada aspek analisis logis. Guru harus melaksanakan kajian mendalam terkena karakteristik mata pelajaran sebagai contoh membuatkan indikator. Karakteristik mata pelajaran sanggup dikaji pada dokumen standar isi terkena tujuan, ruang lingkup dan Standar Kompetensi serta Kompetensi Dasar masing-masing mata pelajaran.
Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik penerima didik yang unik dan beragam. Peserta didik mempunyai keragaman dalam intelegensi dan gaya belajar. Oleh lantaran itu indikator selayaknya bisa mengakomodir keragaman tersebut. Peserta didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau psiko-kinestetik selayaknya diakomodir dengan penilaian yang sesuai sehingga kompetensi siswa sanggup terukur secara proporsional. Sebagai contoh dalam mata pelajaran fisika terdapat indikator sebagai diberikut:
a.Membuat model atom Thomson, Rutherford, dan Niels Bohr dengan memakai materi kertas, steroform, atau lilin mainan.
b.Memvisualisasikan perbedaan model atom Thomson, Rutherford, dan Niels Bohr. Indikator pertama tidak mengakomodir keragaman karakteristik penerima didik lantaran siswa dengan intelegensi dan gaya berguru visual lisan sanggup mengekspresikan melalui cara lain, contohnya melalui lukisan atau puisi. Karakteristik sekolah dan tempat menjadi contoh dalam pengembangan indikator lantaran sasaran pencapaian sekolah tidak sama. Sekolah kategori tertentu yang melebihi standar minimal sanggup membuatkan indikator lebih tinggi. Termasuk sekolah bertaraf internasional sanggup membuatkan indikator dari SK dan KD dengan mengkaji tuntutan kompetensi sesuai referensi standar internasional yang digunakan. Sekolah dengan keunggulan tertentu juga menjadi pertimbangan dalam membuatkan indikator.
5. Menganalisis Kebutuhan dan Potensi
Kebutuhan dan potensi penerima didik, sekolah dan tempat perlu dianalisis untuk dijadikan materi pertimbangan dalam membuatkan indikator. Penyelenggaraan pendidikan seharusnya sanggup melayani kebutuhan penerima didik, lingkungan, serta membuatkan potensi penerima didik secara optimal. Peserta didik mendapat pendidikan sesuai dengan potensi dan kecepatan belajarnya, termasuk tingkat potensi yang diraihnya. Indikator juga harus dikembangkan guna mendorong peningkatan mutu sekolah di masa yang akan hadir, sehingga diharapkan informasi hasil analisis potensi sekolah yang mempunyai kegunaan untuk membuatkan kurikulum melalui pengembangan indikator.
6. Merumuskan Indikator
Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai diberikut:
a. Setiap Kompetensi Dasar dikembangkan sekurang-kurangnya
menjadi tiga indikator
b. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang dipakai dalam SK dan KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan sanggup dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan penerima didik.
c. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi.
d. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup beberapa aspek dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran.
e. Indikator harus sanggup mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga memakai kata kerja operasional yang sesuai.
f. Rumusan indikator sanggup dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup beberapa aspek ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotorik.
7. Mengembangkan Indikator Penilaian
Indikator penilaian ialah pengembangan lebih lanjut dari indikator (indikator pencapaian kompetensi). Indikator penilaian perlu dirumuskan untuk dijadikan pedoman penilaian bagi guru, penerima didik maupun evaluator di sekolah. melaluiataubersamaini demikian indikator penilaian bersifat terbuka dan sanggup diakses dengan simpel oleh masyarakat sekolah.Setiap penilaian yang dilakukan melalui tes dan non-tes harus sesuai dengan indikator penilaian. Indikator penilaian memakai kata kerja lebih terukur dibandingkan dengan indikator (indikator pencapaian kompetensi).
Rumusan indikator penilaian mempunyai batasan-batasan tertentu sehingga sanggup dikembangkan menjadi instrumen penilaian dalam bentuk soal, lembar pengamatan, dan atau penilaian hasil karya atau produk, termasuk penilaian diri. Pengembangan indikator sanggup memakai format menyerupai contoh diberikut.
Kompetensi Dasar/ Indikator | Indikator Penilaian | Bentuk |
.Mendeskripsikan perkembangan teori atom •Mendeskripsikan karakteristik teori atom Thomson, Rutherford, Niels Bohr, dan mekanika kuantum •Menghitung perubahan energi elektron yang mengalami eksitasi •Menghitung panjang gelombang terbesar dan terkecil pada deret Lyman, Balmer, dan Paschen pada spectrum atom hidrogen | •Siswa sanggup memvisualisasikan bentuk atom Thomson, Rutherford, dan Bohr •Siswa sanggup mengatakan sikap kerjasama, minat dan kreativitas, serta janji melaksanakan tugas dalam kerja kelompok •Siswa sanggup menunjukkan kelemahan dari teori atom Thomson, Rutherford, atau Niels Bohr •Siswa sanggup menghitung energi dan momentum sudut electron menurut teori atom Bohr •Siswa sanggup menghitung besar momentum sudut berdasarkan teori atom mekanika kuantum •Siswa sanggup menghitung panjang gelombang atau frekuensi terbesar dari deret Lyman, Balmer, atau Paschen •Siswa sanggup menerapkan konsep energi ionisasi, energi foton, dan/ atau energi foton berdasarkan data dan deskripsi elektron dalam atom. | Penilaian hasil karya/produk Penilaian sikap Tes tertulis Tes tertulis Tes tertulis Tes tertulis Tes tertulis |
8. Manfaat Indikator Penilaian
Indikator Penilaian bermanfaa bagi :
a.Guru dalam membuatkan kisi-kisi penilaian yang dilakukan melalui tes (tes tertulis menyerupai ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan final semester, tes praktik, dan/atau tes perbuatan) maupun non-tes.
b.Peserta didik dalam mempersiapkan diri mengikuti penilaian tes
maupun non-tes. melaluiataubersamaini demikian siswa sanggup melaksanakan self assessment untuk mengukur kemampuan diri sebelum mengikuti penilaian sesungguhnya.
c.Pimpinan sekolah dalam memantau dan mengevaluasi keterlaksanaan pembelajaran dan penilaian di kelas.
d.Orang renta dan masyarakat dalam upaya mendorong pencapaian kompetensi siswa lebih terbaik.
0 Response to "Kata Kerja Operasional Penulisan Indikator Soal"
Posting Komentar