Silabus Agama Kristen Dan Akal Pekerti Kurikulum 2013 / Kurikulum Nasional Revisi Terbaru 2016



SILABUS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
DAN BUDI PEKERTI SD
I.     Penlampauan

A.   Rasional
Pada hakikatnya pengembangan Kurikulum 2013 yaitu upaya yang dilakukan melalui salah satu elemen pendidikan, yaitu kurikulum untuk memperbaiki kualitas hidup dan kondisi sosial bangsa Indonesia secara lebih luas. Jadi, pengembangan kurikulum 2013 tidak spesialuntuk berkaitan dengan kasus kualitas pendidikan saja, melainkan kualitas kehidupan bangsa Indonesia secara umum.
Di bidang Pendidikan Agama Nasrani (PAK), perubahan ini sejalan dengan arah perubahan PAK yang bersifat dogmatis indoktrinatif menjadi PAK yang membebaskan penerima didik untuk menyebarkan kreativitas berpikir, kemerdekaan dalam bersikap dan bertindak sesuai dengan isi pemikiran iman kristiani.melaluiataubersamaini demikian, mengasah kecerdasan penerima didik, antara lain dalam memperteguh iman kepada Tuhan Allah, mempunyai kedamaian batin, mempunyai kecerdikan pekerti luhur, menghormati serta menghargai tiruana insan dengan segala persamaan dan perbedaannya termasuk sikap baiklah untuk tidak setuju.
Perubahan mencolok yang terjadi dalam isi kurikulum Pendidikan Agama Nasrani yaitu isi kurikulum yang bersifat holistik dari KI-1 hingga dengan KI-4 dimana membentuk penerima didik sebagai insan utuh yang tidak terpilah-pilah dalam tiap ranah (kognitif, sikap dan ketrampilan). Perubahan lainnya yaitu isi kurikulum dan pembelajaran yang bersifat dogmatis indoktrinatif bermetamorfosis “life center” dan membebaskan atau memerdekakan penerima didik untuk menyebarkan kemerdekaan berpikir serta bereksplorasi.
Perubahan tersebut dipandang sanggup memmenolong penerima didik menghadapi aneka macam kasus dan tantangan hidup masa sekarang sebagaimana tercantum di bawah ini:
a.    Globalisasi yang memberikan dimensi gres pengetahuan dan otoritas yang kemudian turut mensugesti pola pikir dan gaya hidup anak dan remaja. Hal itu nampak dalam bentuk konsumerisme, materialisme, dan hedonisme dan cara berpikir instan yang kian mengemuka dalam kehidupan keseharian.
b.   Pergeseran pemahaman dan penerapan nilai-nilai dan moral kehidupan, antara lain semakin menipisnya kejujuran, semakin maraknya penyalahgunaan kekuasaan, melemahnya penghargaan terhadap sesama, dll.
c.    Perubahan pemahaman dan sikap seksualitas: pelecehan seksual, ketidakadilan jender, seksisme, komodifikasi seks dan tubuh, dll.
d.   Penyimpangan sikap sosial di dalam masyarakat dan sekolah menyerupai diwarnai oleh antara lain : tawuran remaja, pertikaian antara kelompok yang berakhir dengan kekerasan, tayangan media yang mengeksploitasi kekerasan.
e.    Meningkatnya fanatisme dan radikalisme agama, golongan dan kelompok yang berwawasan sempit.
f.     Pemanfaatan media umum dan alat-alat teknologi komunikasi dan informasi yang tidak benar/menyimpang.

Berbagai permasalahan yang disebutkan di atas turut mensugesti kehidupan anak dan remaja. Oleh lantaran itu, penyusunan Kurikulum PAK sedapat mungkin bisa menolong penerima didik untuk bersikap sebagai insan makluk mulia ciptaan Allah yang:
  Tidak bersikap fanatik sempit, sebaliknya membangun solidaritas dan toleransi dalam pergaulan sehari-hari;
  Tidak bersikap konsumtif, materialistik, dan hedonistik
  Memiliki kesadaran dan proaktif dalam turut serta mewujudkan keadilan, kebenaran, demokrasi, HAM dan perdamaian;
  Memiliki kesadaran untuk turut serta memelihara serta  menjaga kelestarian alam;
  Memiliki kesadaran akan keadilan gender serta mewujudkannya dalam kehidupan;
  Memiliki kesadaran dalam menyebarkan kreativitas dalam berpikir dan bertindak;
  Mampu menggunakan media umum secara benar demikian pula memanfaatkan  alat-alat teknologi komunikasi dan informasi.
  Tidak kehilangan ciri khas sebagai belum dewasa dan remaja Nasrani Indonesia ketika diperhadapkan  dengan aneka macam tawaran nilai-nilai kehidupan. Ciri khas sebagai bangsa Indonesia yang cinta tanah air dan bangsa sanggup terus ditumbuh kembangkan melalui pembelajaran Pendidikan Agama Nasrani dan Budi pekerti.

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti bukan sekadar memberikan pesan moral apalagi spesialuntuk sekadar mengetahui tata cara korelasi antara insan dengan Tuhan, melainkan harus menyajikan isi kurikulum  yang  transformatif dan terinternalisasi dalam diri penerima didik. Artinya, isi kurikulum PAK sanggup mengubah serta membarui cara pandang dan sikap penerima didik serta mengarahkan penerima didik untuk memahami panggilan Tuhan untuk menjadi berkat bagi sesama dan dunia.


Fungsi Pendidikan Agama Nasrani

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 ihwal pendidikan agama dan pendidikan keagamaan, disebutkan bahwa: pendidikan agama berfungsi membentuk insan Indonesia yang diberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan bisa menjaga kedamaian dan kerukunan korelasi inter dan antar umat beragama (Pasal 2 ayat 1). Selanjutnya disebutkan bahwa pendidikan agama bertujuanmengembangkan kemampuan penerima didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Pasal 2 ayat 2).

Mata pelajaran PAK berfungsi untuk:
a.    Memperkenalkan Allah Tritunggal dan karya-karya-Nya semoga penerima didik bertumbuh iman percayanya dan meneladani Allah dalam hidupnya.
b.   Menanamkan pengertian ihwal Allah Tritunggal dan karya-Nya kepada penerima didik, sehingga bisa memahami, menghayati, dan mengamalkannya.

B.   Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekertipada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah


Perumusan Kompetensi tidak spesialuntuk  terpaku pada kemampuan kognitif penerima didik yang mempelajari PAK sebatas knowledge atau pengetahuan belaka. Melainkan dirumuskan sedemikian rupa sehingga mencerminkan kemampuan penerima didik secaran  utuh, baik pengetahuan sikap dan ketrampilan terutama  pada penghayatan nilai-nilai iman Nasrani dan pembentukan abjad kristiani.Pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, diharapkan setelah mempelajari Pendidikan Agama Nasrani penerima didik  mampu  memahami kasih Allah Tritunggal di dalam Yesus Kristus dan mencintai Allah dan sesama tanpa memandang perbedaan agama, suku, bangsa, budaya maupun kelas sosial. Menghayati imannya secara bertanggung balasan serta berakhlak mulia dalam masyarakat majemuk.

Kompetensi PAKdi Pendidikan Dasar dan Menengah yaitu:

TINGKATAN
KOMPETENSI
LINGKUP MATERI
I
Memahami kasih Allah melalui keberadaan dirinya serta  berterima kasih  pada  Allah dengan cara menjaga kemembersihkanan badan serta menjaga kerukunan di rumah dan sekolah
Lingkup materi pada Tingkatan I  ialah wahana pembelajaran yang memfasilitasi penerima didik untuk mengenal Allah melalui ciptaan-Nya. Sebagai ucap syukur  karena sudah diciptakan, dikasihi dan dipelihara oleh Allah, maka penerima didik memelihara kemembersihkanan dirinya, mencintai keluarga, mencintai sesama tanpa memandang perbedaan suku bangsa, agama dan kelas sosial. Ucap syukur juga diwujudkan melalui sikap memelihara alam.

II
Memahami kehadiran Allah melalui aneka macam insiden alam serta mengakui kemahakuasaan Allah.
Pemahaman konsep terkena Allah yang hadir melalui aneka macam insiden alam hal itu menjadi tanda bahwa Allah maha kuasa lantaran itu insan diberiman takluk pada kekuasaan-Nya.
III
Menjalankan ibadah dalam segala aspek kehidupan sebagai wujud syukur atas anugerah keselamatan yang diterimanya.
Refleksi ibadah sebagai ungkapan syukur dan diwujudkan dalam seluruh aspek kehidupan. Ibadah bukan spesialuntuk dalam bentuk penyembahan dan legitimasi melainkan meliputi beberapa aspek seluruh aspek hidup, termasuk pikiran, perkataan dan perbuatan.
IV
Memahami bahwa Allah menyelamatkan insan dalam Yesus Kristus dan  bersikap sebagai insan yang sudah diselamatkan.
Pemahaman konsep, refleksi dan agresi menyangkut keselamatan dan tanggungjawaban hidup sebagai insan yang sudah menikmati anugerah keselamatan dari Allah didalam Yesus Kristus.
IV-A
Mempraktikkan hidup sebagai orang diberiman dan berpengharapan.
Pemahaman dan praktik kehidupan dalam iman dan pengharapan.
V
Bertumbuh sebagai insan remaja dalam iman, antara lain bersikap kritis menghadapi aneka macam kasus hidup.
Pemahaman konsep, eksplorasi, refleksi dan agresi terkena bagaimana menjadi insan remaja dalam iman yang terus bertumbuh serta bersikap kritis menghadapi aneka macam kasus dan tantangan kehidupan.
VI
Menjadi pembawa tenang sejahtera di sekolah, di tengah keluarga, gereja dan masyarakat.
Pemahaman konsep, penalaran, eksplorasi, refleksi dan agresi terkena turut serta memperjuangkan keadilan, kebenaran, kesetaraan, demokrasi dan HAM. Dalam rangka usaha itu, maka  siswa proaktif menjadi pembawa tenang sejahtera dalam kehidupan. pribadi, sekolah di tengah keluarga, gereja dan masyarakat.








C.   Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Nasrani dan Budi Pekerti  di SD

Kompetensi Pendidikan Agama Nasrani di SD:
·         Menerima Allah sebagai pencipta, pemelihara, penyelamat dan pembaharu.
·         Memahami dan menghayati kasih Allah melalui keberadaan dirinya, kawan, keluarga, sesama insan melewati batas-batas suku, bangsa, budaya, agama, kelas sosial dan ciptaan lainnya.
·         Mewujudkan pemahaman dan percaya kepada Allah melalui sikap hidup sihari-hari dimana penerima didik memahami ibadah tidak spesialuntuk dalam bentuk formal namun meliputi beberapa aspek seluruh sikap hidup.

Pada jenjang SD kelas I-VI setelah menuntaskan pembelajaran di SD, penerima didik diharapkan bisa mengenal Allah melalui dirinya, keluarga, mitra serta lingkungan hidup, kemudian mewujudkan pengenalan akan Allah dalam iman dan perbuatan dalam segala aspek kehidupan sebagai ibadah yang sejati.


TINGKATAN
KOMPETENSI
LINGKUP MATERI
I -  III
Memahami kasih Allah melalui keberadaan dirinya serta  berterima kasih  pada  Allah dengan cara menjaga kemembersihkanan badan serta menjaga kerukunan di rumah dan sekolah
Lingkup materi pada Tingkatan I  ialah wahana pembelajaran yang memfasilitasi penerima didik untuk mengenal Allah melalui ciptaan-Nya. Sebagai ucap syukur  karena sudah diciptakan, dikasihi dan dipelihara oleh Allah, maka penerima didik memelihara kemembersihkanan dirinya, mencintai keluarga, mencintai sesama tanpa memandang perbedaan suku bangsa, agama dan kelas sosial. Ucap syukur juga diwujudkan melalui sikap memelihara alam.

IV-VI
Memahami kehadiran Allah melalui aneka macam insiden alam serta mengakui kemahakuasaan Allah.
Pemahaman konsep terkena Allah yang hadir melalui aneka macam insiden alam hal itu menjadi tanda bahwa Allah maha kuasa lantaran itu insan diberiman takluk pada kekuasaan-Nya.

Menjalankan ibadah dalam segala aspek kehidupan sebagai wujud syukur atas anugerah keselamatan yang diterimanya.
Refleksi ibadah sebagai ungkapan syukur dan diwujudkan dalam seluruh aspek kehidupan. Ibadah bukan spesialuntuk dalam bentuk penyembahan dan legitimasi melainkan meliputi beberapa aspek seluruh aspek hidup, termasuk pikiran, perkataan dan perbuatan.


D.  Kerangka Pengembangan Kurikulum PAK di SD

Jenjang SD ialah jenjang pendidikan awal dimana penerima didik membutuhkan fondasi yang kuat bagi pengembangan imannya. Berbagai pertanyaan menyangkut siapa itu Tuhan Allah, Yesus Kristus dan Roh Kudus masih ialah sesuatu yang abnormal bagi mereka. Oleh lantaran itu, pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan induktif yang dimulai dari diri penerima didik dan lingkungan terdekatnya. Secara sedikit demi sedikit pola pendekatan induktif makin meluas ke deduktif. Pembahasan terkena Tuhan Allah, Yesus Kristus dan Roh Kudus disampaikan melalui aneka macam idiom yang nyata. Jika digambarkan dalam spiral akan menyerupai ini:


    
Kerangka Pengembangan Kurikulum PAK  SD Kelas I sd VI mengikuti elemen pengorganisasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Kompetensi Inti pada kelas I sd VI yaitu:

KOMPETENSI INTI

Kelas I
Kelas II
Kelas III
KI.1. Menerima dan menjalankan pemikiran agama yang dianutnya
KI.1.Menerima dan menjalankan pemikiran agama yang dianutnya
KI.1.Menerima dan menjalankan pemikiran agama yang dianutnya
KI.2.Memiliki sikap jujur, disiplin, tanggung jawaban, santun, peduli, dan percaya diri dalam diberinteraksi dengan keluarga, kawan, dan guru
KI.2.Memiliki sikap jujur, disiplin, tanggung jawaban, santun, peduli, dan percaya diri dalam diberinteraksi dengan keluarga, kawan, dan guru
KI.2.Memiliki sikap jujur, disiplin, tanggung jawaban, santun, peduli, dan percaya diri dalam diberinteraksi dengan keluarga, kawan, guru dan tetangganya
KI.3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu ihwal dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
KI.3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu ihwal dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
KI.3.Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca]dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu ihwal dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
KI.4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang terang dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan sikap anak diberiman dan berakhlak mulia
KI.4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang terang dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan sikap anak diberiman dan berakhlak mulia
KI.4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang terang dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan sikap anak diberiman dan berakhlak mulia

Kelas IV
Kelas V
Kelas VI
KI.1. Menerima, menjalankan dan menghargai pemikiran agama yang dianutnya
KI.1. Menerima, menjalankan dan menghargai pemikiran agama yang dianutnya
KI.1. Menerima, menjalankan dan menghargai pemikiran agama yang dianutnya
KI.2. Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggung jawaban, santun, peduli, dan percaya diri dalam diberinteraksi dengan keluarga, kawan, guru dan tetangganya
KI.2. Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggung jawaban, santun, peduli, dan percaya diri dalam diberinteraksi dengan keluarga, kawan, guru dan tetangganya serta cinta tanah air
KI.2.Menunjukkan sikap jujur, disiplin, tanggung jawaban, santun, peduli, dan percaya diri dalam diberinteraksi dengan keluarga, kawan, guru dan tetangganya serta cinta tanah air
KI.3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu ihwal dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain
KI.3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu ihwal dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
KI.3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu ihwal dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
KI.4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan sikap anak diberiman dan berakhlak mulia
KI.4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan sikap anak diberiman dan berakhlak mulia
KI.4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan sikap anak diberiman dan berakhlak mulia

Pengembangan Kompetensi Dasar (KD) tidak dibatasi oleh rumusan Kompetensi Inti (KI), tetapi diadaptasi dengan karakteristik mata pelajaran, kompetensi, lingkup materi, dan psiko-pedagogi.

Ruang Lingkup Pendidikan Agama Nasrani Pendidikan Dasar dan Menengah

PAK di sekolah disajikan dalam dua ruang lingkup, yaitu Allah Tritunggal dan karya-Nya, dan Nilai-nilai kristiani. Secara holistik, pengembangan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar PAK pada pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada iman ihwal Allah dan karya-Nya. Pemahaman terhadap Allah dan karya-Nya harus tampak dalam nilai-nilai kristiani yang sanggup dilihat dalam kehidupan keseharian penerima didik. INI dua ruang lingkup yang ada dalam seluruh materi pembelajaran PAK dari SD hingga SMA/SMK. Bagan ruang  lingkup PAK nampak sebagai diberikut:


RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN PAK
Sekolah Pendidikan Dasar dan Menengah

SD
SMP
SMA

-    Memahami Allah adalah pencipta  manusia, alam dan segala isinya.
-    Membiasakan diri menghormati orang yang lebih renta serta menjaga kerukunan dalam kaitannya dengan nilai-nilai kristiani.
-    Meyakini kehadiran Allah dan kekuasaan-Nya dalam aneka macam fenomena kehidupan.
-    Menunjukkan aneka macam sikap yang memperlihatkan nilai-nilai kristiani dalam kaitannya dengan kehadiran dan kekuasaan Allah.
-    Menjelaskan insan berdosa diselamatkan Allah melalui Yesus Kristus.
-    Membiasakan diri menyembah Allah baik dalam ibadah formal maupun dalam sikap hidup yang berdasarkan nilai-nilai kristiani.



-   Menjelaskan Allah sebagai penyelamat di dalam Yesus Kristus
-   Mempraktikkan kehidupan diberiman dan berpengharapan dalam. kaitannya dengan Allah Tritunggal
-   Mendemonstrasikan sikap yang memperlihatkan nilai-nilai kristiani.
-    Menjelaskan karya Allah Tritunggal melalui gereja di tengah-tengah dunia.
-   Mempraktikkan kiprah sebagai anggota gereja dan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kristiani.


-          Menjelaskan Allah sebagai pembaharu melalui Roh Kudus.
-          Memahami kiprah Alah dalam kehidupan keluarga dan pernikahan.
-          Menerapkan nilai-nilai kristiani dalam kehidupan modern.
-          Menganalisis nilai demokrasi, HAM, multikultur  sebagai anugerah Allah.
-          Mewujudkan demokrasi, HAM dan keadilan serta perdamaian.

SD
I
II
III
IV
V
VI
Allah Tritunggal dan Karya-Nya:
-   Allah pencipta insan dan alam
-   Allah mengasihiku

Nilai-nilai Kristiani:
-   Aku merawat tubuhku(1)

Allah Tritunggal dan Karya-Nya:
-   Allah memeliharaku melalui keluarga.
-   Keluarga sebagai pemdiberian Allah.
-   Kegunaan anggota badan ciptaan Allah.

Nilai-nilai Kristiani:
-   Hidup rukun di sekolah dan rumah
-   Menghormati orangtua dan orang yang lebih tua
-   Mengasihi keluarga dan kawan
-   Melakukan tanggung balasan di rumah dan di sekolah


Allah Tritunggal dan karya-Nya:
-   Allah Maha Kuasa
-   Kehadiran Allah melalui iklim dan tanda-tanda alam
-   Kehadiran Allah melalui keberagaman tumbuhan dan fauna
-   Kehadiran Allah melalui kepelbagaian: budaya, suku,agama dan bangsa
-   Keutuhan ciptaan

Nilai-nilai kristiani
-   Mengasihi dan toleran terhadap sesama tanpa memandang perbedaan
-   Menolong orang yang menderita
-   Tanggung balasan memelihara tumbuhan dan fauna yang ada di sekitarnya
-   Perilaku bersyukur dalam aneka macam insiden kehidupan

Allah Tritunggal dan Karya-Nya:
-   Menggantungkan hidup pada kekuasaan Allah
-   Manusia makhluk terbatas.
-   Kehadiran Allah dalam aneka macam insiden kehidupan

Nilai-nilai Kristiani:
-   jujur mengakui keterbatasannya sebagai manusia.
-   Disiplin dan bertanggung jawaban.
-   Allah memelihara manusia.


Allah Tritunggal dan karya-Nya:
-   Allah penyelamat insan dalam Yesus Kristus
-   Peran Roh Kudus dalam pertobatan

Nilai-nilai kristiani:
-    Makna hidup gres bagi orang yang sudah diselamatkan

Allah Tritunggal dan karya-Nya:
-   Allah yaitu Tuhan yang patut disembah.
-   Membina korelasi yang erat dengan Allah.

Nilai-nilai Kristiani:
-    Ibadah sebagai bentuk ketaatan pada Allah.
-    Setia berdoa, diberibadah dan membaca Alkitab.
-    Melayani sesama sebagai wujud ibadah.
-    Menghormati sesama sebagai wujud ibadah.


SMP
VII
VIII
IX
Allah Tritunggal dan Karya-Nya:
-  Allah terus berkarya.
-  Allah mengampuni dan menyelamatkan insan melalui Yesus Kristus.
-  Pemeliharaan dan keselamatan dari Allah berlaku untuk seluruh ciptaan.

Nilai-Nilai Kristiani:
-   Solidaritas sosial.
-  Memelihara alam dan lingkungan hidup sebagai wujud  jawabanan terhadap pemeliharaan dan keselamatan.









Allah Tritunggal dan Karya-Nya:
-  Beriman dan berpengharapan.
-  Peran Roh Kudus dalam hidup orang diberiman.


Nilai-nilai Kristiani:
-  Berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kristiani: rendah hati, peduli, disiplin dan solider.
-   Hidup bersyukur.
-   Hidup sebagai orang diberiman.
-   Iman dan pengharapan.
-   Hidup diberiman sesuai dengan teladan Yesus
-   Setia diberibadah, berdoa dan membaca Alkitab.

Allah Tritunggal dan Karya-Nya:
-  Gereja dan masyarakat
-  Gereja yang bertumbuh
-  Gereja membawa perubahan baru
-  Karya Allah dalam pertumbuhan gereja
-  Karya melalui gereja

Nilai-Nilai Kristiani:
-   Membangun toleransi mengacu pada teladan Yesus
-   Meneladani Yesus kristus dalam berkarya
-   Pelayanan gereja di tengah masyarakat pada masa kini
-   Berperan sebagai anggota gereja di tengah masyarakat
-   Gereja yang melayani
-   Gereja yang membawa perubahan di tengah masyarakat dan dunia
-   Tanggung balasan sosial umat Kristen

                    
SMA
X
XI
XII
Allah Tritunggal dan karya-Nya:
-  Allah sebagai pembaharu kehidupan melalui Roh Kudus.
-  Allah pembaharu kehidupan insan dan alam.


Nilai-nilai Kristiani
-   Menjadi insan remaja dalam iman
-   Makna kesetiaan,kasih dan keadilan dalam kehidupan social
-   Ras, Etnis dan gender
-   Kebersamaan dengan orang lain tanpa kehilangan identitas










Allah Tritunggal dan Karya-Nya:
-  Peran Allah dalam kehidupan keluarga.
-  Kebudayaan dan IPTEK sebagai anugerah Tuhan.


Nilai-nilai Kristiani:
-   Nilai nilai kristiani dalam kehidupan ijab kabul dan keluarga dan sekolah sebagai forum pendidikan utama.
-   Bersikap kritis terhadap perkembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, seni dan teknologi.
-   Perkawanan, perteman dekatan, dan berpacaran.
-   Nilai kristiani dalam keluarga dan masyarakat
-   Pernikahan Kristen.
-   Keluarga dan modernisasi.
-   Keluarga dan sekolah sebagai forum pendidikan utama.
Allah Tritunggal dan Karya-Nya:
-    Demokrasi sebagai anugerah Allah
-    Hak asasi insan (HAM) dalam perspektif iman Kristen
-    Multikultur yaitu pemdiberian Allah


Nilai-nilai Kristiani:
-    Keadilan jender
-    Multikulturalisme
-    Proaktif dalam mewujudkan demokrasi dan HAM
-    Turut memperjuangkan keadilan
-    Menjadi pembawa tenang sejahtera






E.   Pembelajaran dan Penilaian

Pembelajaran PAK
Ada persepsi yang perlu diluruskan dalam pemahaman sebagian orang seperti pembelajaran pendidikan agama cenderung menghafal sejumlah doktrin atau pemikiran (dogma) yang bersifat kognitif dimana implementasinya mewujud didalam kesetiaan diberibadah secara formal. Pelajaran pendidikan agama menyerupai itu spesialuntuk akan menghasilkan insan yang pintar menghafal pemikiran agama namun tidak pintar mewujudkan pemikiran agamanya dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, pelajaran pendidikan agama malahan mengakibatkan penerima didik terasing dari kehidupan. Oleh lantaran itu, dalam kurikulum Pendidikan Agama Nasrani 2013, rumusan Kompetensi Dasar diupayakan menghantar penerima didik untuk memahami nilai-nilai agama yang bersentuhan dengan realitas kehidupan. Berbagai isu kontemporer yang dihadapi oleh masyarakat masa kini, maupun oleh belum dewasa dan remaja dibahas dari sisi pemikiran Alkitab. Nilai-nilai agama yang lahir dari pemikiran iman Nasrani berperan sebagai cahaya yang menerangi setiap sudut kehidup­an.Berdasarkan kerangka pikir tersebut, maka pembelajaran PAK di sekolah diharapkan bisa menghasilkan sebuah proses transformasi pengetahuan, nilai dan sikap.
Ada dua pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada penerima didik. Pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered) dimana guru cenderung mendominasi proses pembelajaran sedangkan penerima didik lebih pasif. Pendekatan yang berpusat pada penerima didik (student centered) cenderung memdiberi ruang yang seluas-luasnya pada penerima didik untuk menyebarkan kemerdekaan berpikir dan kreativitasnya. Dalam Kurikulum 2013 pendekatan yang dianjurkan yaitu pendekatan yang berpusat pada penerima didik. Namun, itu tidak berarti guru pasif dan membiarkan proses pembelajaran berlangsung tanpa isyarat dan dampingan. Dalam banyak kasus terjadi kesalahpahaman terhadap pendekatan yang berpusat pada penerima didik lantaran guru meninggalkan kelas atau membiarkan penerima didik berguru sendiri tanpa isyarat dan bimbingan. Pendekatan yang berpusat pada penerima didik justru menuntut guru untuk bekerja keras serta bisa meterbaikkan seluruh potensi penerima didik.
ProsespembelajaranPAK yaitu proses pembelajaran yang mengupayakan penerima didik mengalami pembelajaran melalui aktivitas-aktivitas kreatif yang difasilitasi oleh guru. Proses dan hasil pembelajaran PAK mempunyai bentuk-bentuk pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang sanggup diukur melalui penilaian (assessment) sesuai kriteria pencapaian. Penilaian sikap amat penting dalam mata pelajaran PAK justru yang menjadi tolok ukur utama bagi keberhasilan proses berguru mengajar PAK yaitu sikap kepada Tuhan Allah dan kepada sesama. Pendekatan saintifik yaitu salah satu pendekatan yang sanggup menghantar penerima didik mengalami pembelajaran kreatif sehingga mereka mengalami pengalaman “berjumpa dengan Allah” melalui pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang memungkinkan mereka menyebarkan penghayatan serta kemampuan reflektif dalam menghayati serta menjalankan pemikiran imannya.
sepertiyang kita ketahui bahwa kekhasan PAK membuat PAK tidak sama dengan mata pelajaran lain, yaitu PAK menjadi masukana atau media dalam memmenolong penerima didik berjumpa dengan Allah. Pertemuan itu bersifat personal, sekaligus tampak dalam sikap hidup sehari-hari yangdapat disaksikan serta sanggup dirasakan oleh orang lain, baik guru, kawan, keluarga maupun masyarakat. Meskipun demikian, kekhasan ini bukanlah alasan untuk  membelenggu pembelajaran PAK dalam model pendekatan yang terbatas. Sebagai disiplin ilmu, Pendidikan Agama Nasrani dan Budi Pekerti sanggup menerapkan aneka macam model pembelajaran yang sesuai dengan esensi dan substansi mata pelajaran. Untuk itu, pendekatan saintifik dalam pembelajaran sanggup diterapkan sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang mengantar penerima didik mengalami transformasi kehidupan.
Pendekatan saintifik dilakukan melalui proses mengamati,menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi dan mengomunikasikan atau yang dikenal dengan pendekatan 5M.Proses pembelajaran dengan pendekatanan saintifik meliputi beberapa aspek tiga ranah yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada mengamati dan menanya timbul ranah afektif (sikap) pada peserta didik yaitu memiliki atensi terhadap pembelajaran tersebut. Pada bagian mengumpulkan  informasi pada  ranah psikomotorik (keterampilan)  siswa ikut serta secara aktifdalam permasalahan. Sedangkan dalam  menalar dan mengomunikasikanpeserta didik  menggunakan pemikirannya untuk memecahkan masalah. melaluiataubersamaini pembelajaran 5M tersebut, penerima didik sanggup lebih aktif memahami kasus yang ada sehingga muncul rasa ingin tahu lebih dalam lagi dimana  peserta didik  lebih kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Selain itu, Mendorong dan menginspirasi peserta didik  memahami, menerapkan, dan menyebarkan pola berpikir yang rasional dan adil dalam merespon materi pembelajaran. Apabila penerima didik sudah terbiasa berpikir kritis, mereka akan termotivasi untuk mengamati fenomena yang terdapat di sekitarnya kemudian mengkaitkan dengan pemikiran imannya. Pendidikan Agama gres berfungsi ketika bersentuhan atau diterapkan dalam realitas kehidupan untuk itu dibutuhkan pendekatan pembelajaran saintifik. Umat bergama membutuhkan pikiran sehat dalam mengolah serta menerapkan pemikiran imannya supaya tidak menjadi insan fatalistik.
Dalam pembelajaran PAK tidak tiruana model pembelajaran cocok untuk diterapkan. Hal ini berkaitan dengan kompetensi yang ingin dicapai, juga perlu dipertimbangkan usia dan jenjang pendidikan. Berbagai model pembelajaran yang dipersiapkan hendaknya tidak spesialuntuk menyebarkan kemampuan kognitif saja ataupun menghafal hukum maupun pemikiran agama, melainkan tercapainya transformasi atau perubahan hidup. Untuk itu model paradigma pedagogi reflektif juga sanggup digunakan dalam pembelajaran PAK. Pendekatan ini meliputi tiga unsur utama sebagai satu kesatuan dalam pembelajaran yaitu pengalaman, refleksi dan aksi. Dalam pembelajaran PAK  Sikap Spiritual dan Sikap Sosial tidak terpisahkan dari pengetahuan dan ketrampilan. Sikap spiritual dan sikap sosial bukanlah sekadar sebagai dampak pembelajaran  KI- 3 dan KI-4 melainkan potongan yang tak terpisahkan dari pembelajaran KI-3 dan KI-4. Sikap spiritual dan sosial diajarkan dalam materi dan diperkuat oleh pemahaman teks dan konteks dalam Alkitab. Aspek penghayatan dan refleksi menjadi penopang pembelajaran.
Beberapa model pembelajaran yang sanggup digunakan dalam PAK adalah:
1.   Model inkuiri. Model ini menekankan pada pengembangan kognitif atau cara berpikir penerima didik. Penekanan kepada penerima didik yang mencari, menggali dan menjelajahi sendiri, karenanya menemukan sendiri jawabannya. Di sini penerima didik dilatih untuk menggunakan dan menyebarkan kemampuan berpikir, dimana guru lebih berperan sebagai fasilitator yang kreatif. Misalnya dengan menebak pemikiran pendidik, mempersembahkan dua teka-teki dan mempersembahkan clue sampai penerima didik menemukan jawabananya, juga bisa melalui metode “kata bergambar” yang bisa dianalisis. Hal ini penting lantaran banyak aspek dan konsep-konsep kepercayaan dan pemikiran Nasrani yang perlu dipikirkan, dipahami, dan dihayati melalui pengembangan ranah berpikir. Model pembelajaran ini sanggup diterapkan terutama ketika mengulas aneka macam kasus yang dihadapi pada masa sekarang menyangkut keadilan, kesetaraan, demokrasi dan HAM.
2.   Model perjumpaan dengan Tuhan Allah. Hal ini sangat penting bagi PAK, terutama untuk pengembangan iman dan spiritualitas penerima didik. Pada model ini, guru perlu berperan sebagai seorang seniman yang bisa mendesain model pembelajaran dengan komprehensif. Model ini perlu beberapa tahapan, yakni: (a) mendesain proses belajar-mengajar yang menekankan aspek afektif, (b) menyiapkan bahan/materi yang dibutuhkan, (c) membuat pedoman pengalaman, (d) memimpin refleksi atas pengalaman, sehingga penerima didik bisa bertemu dengan Tuhan Allah. Untuk itu guru perlu mendesain suasana atau lingkungan yang diharapkan (petang, terang, gembira); membuat pedoman pengalaman dengan alur dan media yang sesuai contohnya gambar, alam, lagu, obyek tertentu (lilin, salib, roti, buah anggur); memdiberi waktu yang memadai kepada penerima didik untuk berefleksi, kontemplasi, meditasi atau perenungan. Acara ini juga bisa dikembangkan contohnya dalam jadwal refleksi, retreat, rekoleksi, meditasi, ketika teduh.
3.   Model pengembangan lingkungan. Di sini guru perlu mengajarkan bagaimanapesertadidik sanggup mendesain lingkungan semoga tujuan yang baik sanggup diterapkan dan dicapai. Misalnya supaya bisa menerapkan kasih, berguru dengan baik, membuat lingkungan aman yang sehat, membersihkan dan kristiani. Model ini sanggup diterapkan dan dilakukan secara sendiri atau mandiri, namun tidak jarang sering harus melibatkan dan menyadarkan orang lain di sekitarnya dalam pengelolaannya.
4.   Model aksi-refleksi dan agresi baru. Ini yaitu usaha untuk menerapkan iman dalam situasi konkret. Iman sanggup dihayati apabila seseorang betul-betul sudah menerapkan dan melaku­kan apa yang diimani. Untuk model ini perlu ditentukan masalahnya lebih lampau, misalnya  masalah pribadi/personal, kasus bersama, atau kasus lingkungan hidup. Selanjutnya secara berturut-turut perlu konsisten diikuti tahapan sbb: (1) peng­ungkapan data atau fakta yang diketahui, (2) analisis data, bisa dilakukan dengan perspektif personal, sosial, budaya, agama, ekonomi, ideologi, dll., (3) mencari dan menemukan pengalaman kristiani yang pernah dialamai bekerjasama dengan kasus yang dibahas, contohnya dari pengalaman umat Nasrani selama ini, dari kisah Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, etika Kisten, sejarah gereja, dll. (4) merumuskan masalah, atau rumusan keprihatinan, (5) planning agresi baru, yaitu planning kegiatan nyata untuk memecah­kan kasus berdasarkan rumusan kasus atau keprihatinan iman. Di sini kadang kala diharapkan kepemimpinan dan manajemen/pengelolaan. (6) pelaksanaan agresi baru. Model aksi-refleksi-aksi gres tersebut bersama-sama ialah model sebagaimana suatu siklus atau spiral, yang sanggup diulangi dalam batas waktu tenggang tertentu.
5.   Illustratif dan naratif. Mengajar dengan gambaran naratif sangat efektif . Ilustrasi sanggup diambil dari kisah dongeng.  Dongeng bisa digunakan dalam proses pembelajaran, khotbah, mengajar aneka macam usia, atau sebagai ilustrasi. Beberapa tahap untuk menceritakan atau mendo­ngeng dengan menarikdanunik sanggup menggunakan tahap-tahap: (1) tentukan topik cerita/dongeng, (2) mencari maksud utama atau nilai kristiani yang akan dikembangkan, contohnya kasih, kesa­baran, pengampunan, (3) mendesain kisah (pembukaan, isi, penutup), contohnya dengan membuat dua hal atau tokoh yang saling berperihalan (4) merencanakan pemecahan kasus atau titikpuncak kisah dengan dramatis (5) menyimpulkan, (6) membuat penilaian dengan mempersembahkan pertanyaan seder­hana pada pendengar/peserta didik. (7) berterimakasih pada pendengar untuk perhatiannya. Beberapa tips mendongeng perlu diadopsi, misalnya: (a) perke­nalkan kisah melalui nyanyian atau gambar, (b) gunakan bunyi sesuai tokoh yang diungkapkan contohnya bunyi tokoh laki-laki, perempuan, bunyi orang yang sedang sedih, marah, gembira, (c) bukalah Bibel bila menggunakan referensi Alkitab, (d) pakailah diri anda sebagai media/alat peraga, (e) tidakboleh layani interupsi hingga dongeng selesai semoga serius pendengar tidak terpecah, setelah selesai mendongeng gres layani pertanyaan.
6.   Bermain kiprah (role-play). Role-play bertujuan untuk memecahkan kasus konkret yang sedang dihadapi kelompok/komunitas dengan cara mengidentifikasikan diri, memahami, berempati, mengambil  sikap.Masalah bisa diambil dari hal-hal yang dihadapi kelompok/ko­munitas, contohnya kebadungan remaja, mencontek, hamil di luar nikah, susah memahami insiden penyaliban Tuhan Yesus, perkelahian, bullying di sekolah, dll. Untuk itu tahapan-tahapan tertentu perlu dilakukan: (a) pemilihan tokoh-tokoh yang akan melaksanakan peme­ranan; (b) mendeskripsikan sikap, perasaan, tindakan yang harus diperankan; (c) pema­nasan bermain kiprah (d) bermain kiprah yang sesungguhnya; (e) analisis pemeranan, mengenali masalah, sikap, perasaan, emosi, para tokoh; (f) bermain kiprah perlu diulang jikalau para tokoh tidak bermain kiprah dengan baik dan susah dilakukan analisis, sehingga identifikasi perasaan, emosi, sikap, nilai-nilai yang dipegang tokoh tidak sanggup disimpulkan dengan baik; (g) membandingkan kasus bersama-sama yang sedang dihadapi dengan permainan kiprah yang dilakukan (persamaan dan perbedaan); (h) memecahkan dan mendiskusikan kasus konkret yang sedang dihadapi komunitas.
7.   Model petes. Tujuannya melatih penerima didik semoga mempunyai kemampuan, keterampilan, wawasan gres dengan dasar iman. Misalnya, wawasan ihwal kesadaran jender, sadar lingkungan, peduli pada sesama, mempunyai keterampilan untuk membaca dan menerapkan Bibel dalam kehidupan, menolong orang lain, menjadi pelopor Kristen, mengenali dan membuat simbol-simbol kristiani secara kreatif. Untuk itu guru perlu melaksanakan tahap-tahap sebagai diberikut: (a) tentukan petes yang akan dilaksanakan; (b) demonstrasikan di depan penerima didik cara, atau pelaksanaan, atau membuat obyek tertentu; (c) buatlah langkah-langkah atau pedoman supaya penerima didik sanggup melaksanakan kemampuan atau keterampilan yang baru; (d) dampingi penerima didik untuk melaksanakan hal yang diputuskan sebagaimana yang sudah guru lakukan atau demonstrasikan sebelumnya; (e) membuat kiprah pekerjaan rumah atau kiprah berdikari bagi penerima didik di luar kelas.

Penilaian PAK
Penilaian pada satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu standar penilaian yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 tahun 2015 perihal Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Berbagai metode dan instrumen – baik formal maupun nonformal – digunakan dalam penilaian untuk mengumpulkan informasi. Informasi yang dikumpulkan menyangkut tiruana perubahan yang, terjadi baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Penilaian sanggup dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksa­nakan (penilaian hasil/produk).
Penilaian informal bisa berupa komentar-komentar guru yang didiberikan/diucapkan selama proses pembelajaran. Saat seorang penerima didik menjawaban pertanyaan guru, ketika seorang penerima didik atau beberapa penerima didik mengajukan pertanyaan kepada guru atau kawannya, atau ketika seorang penerima didik mempersembahkan komentar terhadap jawabanan guru atau penerima didik lain, guru sudah melaksanakan penilaian informal terhadap per­formansi para penerima didik tersebut.
Penilaian proses formal, sebaliknya, ialah suatu metode pengumpulan informasi yang dirancang untuk mengidentifikasi dan merekam pengetahuan dan keterampilan penerima didik. Berbeda dengan penilaian proses informal, penilaian proses formal ialah kegiatan yang disusun dan dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk membuat suatu simpulan ihwal kemajuan penerima didik.
Ruang lingkup yang bekerjasama dengan penilaian proses dan hasil adalah:

Ø  Prinsip dan Pendekatan Penilaian

Penilaian hasil berguru penerima didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai diberikut :
  1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi  faktor subjektivitas penilai.
  2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
  3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, danpelaporannya.
  4. Transparan, berarti mekanisme penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan sanggup diakses oleh tiruana pihak.
  5. Akuntabel, berarti penilaian sanggup dipertanggungjawabankan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek metode, prosedur, dan hasilnya.
  6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi penerima didik dan guru.
Sementara itu, pendekatan penilaian yang digunakan yaitu Penilaian Acuan Kriteria. Penilaian Acuan Kriteria ialah penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal.

Ø  Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian

1.   Ruang Lingkup
Penilaian hasil berguru penerima didik meliputi beberapa aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara diberimbang sehingga sanggup digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap penerima didik terhadap standar yang sudah diputuskan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi matapelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses.
2.   Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai diberikut.
a.     Penilaian kompetensi sikap
1)     Pendidik melaksanakan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian “kawan sejawat” (peer evaluation) oleh penerima didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik yaitu daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
2)     Observasi ialah metode penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara pribadi maupun tidak pribadi dengan menggunakan pedoman observasi yang meliputi sejumlah indikator sikap yang diamati. Observasi sikap di sekolah sanggup dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus ihwal kejadian-kejadian berkaitan dengan penerima didik selama di sekolah.Pembiasaan sanggup ialah potongan dari observasi sikap penerima didik di rumah yang melibatkan orangtua terutama bagi sekolah dasar.
3)     Penilaian diri ialah metode penilaian dengan cara meminta penerima didik untuk mengemukakan kelebihan dan belum sempurnanya dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
4)     Penilaian antar penerima didik ialah metode penilaian dengan cara meminta penerima didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
5)     Pertanyaan langsung. Guru juga sanggup menanyakan secara pribadi ihwal sikap penerima didik berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan penerima didik ihwal kebijakan yang gres diberlakukan di sekolah terkena “Peningkatan Ketertiban”. Berdasarkan jawabanan dan reaksi lain yang tampil dalam memdiberi jawabanan sanggup dipahami sikap penerima didik itu terhadap obyek sikap. Dalam penilaian sikap penerima didik di sekolah, guru juga sanggup menggunakan metode ini dalam menilai sikap dan membina penerima didik.
6)     Laporan pribadi. Teknik ini meminta penerima didik membuat ulasan yang meliputi pandangan atau tanggapannya ihwal suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi obyek sikap. Misalnya, penerima didik diminta menulis pandangannya ihwal “kerusuhan antaretnis” yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibentuk penerima didik sanggup dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.
7)     Jurnal ialah catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang meliputi informasi hasil pengamatan ihwal kekuatan dan kelemahan penerima didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Tujuan jurnal yaitu mempersembahkan informasi ihwal perkembangan berguru penerima didik.
8)     Penilaian Kompetensi sikap menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K). Ketuntasan Kompetensi Sikap setiap mata pelajaran minimal B.
9)     Ketuntasan berguru Kompetensi Sikap yaitu B, dan tidak sama untuk setiap mata pelajaran.

Penilaian terhadap sikap spiritual dan sosial dilakukan melalui pengamatan, dan pembiasaan serta penilaian diri sendiri. Akan nampak lebih adil ketika penerima didik melaksanakan penilaian terhadap dirinya sendiri. Pendidikan Agama Nasrani dibelajarkan sebagai “ilmu dan keyakinan”. Sebagai ilmu, penilaian mutlak dilakukan untuk mengukur ketercapaian kompetensi pengetahuan dan ketrampilan, sebagai keyakinan tiap orang sanggup menilai dirinya sendiri layakkah ia disebut sebagai orang diberiman? Hal  itu nampak melalui sikap terhadap Tuhan Allah yang diimani  dan terhadap sesamanya dan tidak terlepas dari materi yang dibelajarkan. Dalam teologi Nasrani sikap terhadap Tuhan Allah dan terhadap sesama tidak terpisahkan. Seseorang tidak sanggup menyampaikan ia mencintai Tuhan Allah jikalau ia membenci sesamanya 1 Yohguas 4:20; “ Jikalau seorang berkata: saya mencintai Allah, dan ia membenci saudaranya, maka ia yaitu pendusta, lantaran barang siapa tidak mencintai saudaranya yang dilihatnya, mustahil mencintai Allah, yang tidak dilihatnya”. Makna kata saudaranya bukan spesialuntuk saudara dalam pengertian korelasi darah/kekeluargaan melainkan juga  sesama insan dalam kepelbagaian suku, bangsa, budaya, agama maupun kelas sosial.  Sejalan dengan itu,  Matius 5:23-24 menulis: “ Sebab itu, jikalau engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan kamu teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkan persembahanmu di mezbah itu dan pergilah berdamai lampau dengan saudaramu, kemudian kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu”. Dua buah teks Bibel tersebut memperkuat rasional bahwa sikap spiritual dan sosial tak terpisahkan dan menjadi potongan integral dalam materi yang dibelajarkan.


b.     Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawabanan singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
Tes tertulis sanggup dilakukan dengan cara menentukan jawabanan yang tersedia (selected-response), contohnya soal bentuk pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan; ada pula yang meminta penerima menuliskan sendiri responsnya (supply-response), contohnya melengkapi, uraian obyektif, dan uraian non-obyektif.
Penyusunan instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal diberikut:
1)   Materi, contohnya kesesuaian soal dengan Kompetensi Dasar dan indikator pencapaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan;
2)   Konstruksi, contohnya rumusan soal atau pertanyaan harus terang dan tegas.
3)   Bahasa, contohnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang mengakibatkan penafsiran ganda.
4)   Kaidah penulisan, harus berpedoman pada kaidah penulisan soal yang baku dari aneka macam bentuk soal penilaian.
Tes mulut dengan instrumen berupa daftar pertanyaan.
Penugasan dengan instrumen berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Penilaian Kompetensi Pengetahuan menggunakan angka 0-100 sedangkan ketuntasan berguru Kompetensi Pengetahuan setiap mata pelajaran yaitu minimal 60. Satuan pendidikan sanggup menetapkan ketuntasan belajar.

c.     Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja (unjuk kerja = performance assessment), penilaian projek, dan portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
1)  Penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut penerima didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik berupa keterampilan melaksanakan suatu acara atau sikap sesuai dengan tuntutan kompetensi.
2)  Penilaian projek yaitu tugas-tugas berguru (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun mulut dalam waktu tertentu.
3)  Penilaian portofolio yaitu penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya penerima didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas penerima didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut sanggup berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian penerima didik terhadap lingkungannya. Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
a)  Substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
b)  Konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan
c)  Penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan penerima didik.

Penilaian Kompetensi Ketrampilan menggunakan angka 0-100 sedangkan ketuntasan berguru Kompetensi Ketrampilan setiap mata pelajaran yaitu minimal 60. Satuan pendidikan sanggup menetapkan ketuntasan belajar. Ketuntasan berguru setiap mata pelajaran (termasuk mata pelajaran PAK) yang diputuskan oleh satuan pendidikan semoga ditulis dalam dokumen 1 kurikulum pada Tingkat Satuan Pendidikan dan didiberitahukan kepada penerima didik dan orang tuanya pada setiap awal tahun pelajaran.

d.     Penilaian Otentik (Authentic assessment)
Penilaian (assessment) ialah suatu kegiatan yang terkait dengan pengambilan keputusan ihwal pencapaian kompetensi atau hasil berguru penerima didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Cakupan penilaian meliputi aspek spiritual, pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam Kurikulum 2013, tiga aspek cakupan penilaian dirumuskan dan dipilah dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), maupun Kompetensi Dasar (KD). SKL sudah dirumuskan berdasarkan aspek sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Untuk setiap materi pokok tertentu terdapat rumusan KD untuk setiap aspek KI. Jadi, untuk suatu materi pokok tertentu, muncul 4 KD sebagai diberikut:
1)     KD pada KI I: aspek sikap spiritual terhadap Tuhan
2)     KD pada KI II: aspek sikap sosial terhadap diri sendiri dan lingkungannya
3)     KD pada KI III: aspek pengetahuan
4)     KD pada KI IV: aspek keterampilan sebagai ekspresi dari pengetahuan yang sudah diperoleh
Penilaian dilakukan dengan penitikberatan pada penilaian otentik berkelanjutan (continuous authentic assessment) yang menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi. Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaan yang dilakukan penerima didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktkan, atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai yang dilakukan dengan aneka macam metode cara (di atas).
Beberapa prinsip-prinsip penilaian otentik yaitu:
1)     Proses penilaian harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran,bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran.
2)     Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems), bukan masalah dunia sekolah (school work-kind of problems).
3)     Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
4)     Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).
Teknik penilaian yang ada dalam Kurikulum 2013, yaitu proses berguru dan penilaian berlangsung secara bersama-sama. Jadi, proses penilaian bukan dilakukan setelah selesai pembelajaran, tetapi semenjak pembelajaran dimulai. Penilaian tidak spesialuntuk berorientasi pada hasil berguru namun meliputi beberapa aspek proses belajar. Memang, biasanya otoritas akan membuat soal bersama untuk ujian, tetapi praktik ini berperihalan dengan jiwa Kurikulum 2013, khususnya Kurikulum PAK yang memang terserius pada perubahan sikap penerima didik. Pendidikan agama yang mengajarkan nilai-nilai iman barulah mempunyai kegunaan ketika apa yang diajarkan itu membawa transformasi atau perubahan dalam diri anak lantaran iman gres nyata di dalam perbuatan, lantaran iman tanpa pebuatan pada hakikatnya yaitu mati (Yakobus 2:26). Untuk itu aneka macam bentuk soal menyerupai pilihan ganda dan soal-soal yang bersifat kognitif tidak banyak memmenolong penerima didik untuk mengalami transformasi.

BEBERAPA CONTOH INSTRUMEN PENILAIAN PENDIDIKAN
AGAMA KRISTEN

a.    Penilaian Sikap
1)   Penilaian Jurnal (buku catatan harian ihwal penerima didik oleh guru)
Nama sekolah                : ___________________
Mata pelajaran               : ___________________
Kelas                              : ___________________
Tahun Pelajaran   : ___________________
Nama Guru                    : ___________________

misal isi Buku Catatan Harian :
No.
Hari/Tanggal
Nama Peserta didik
Kejadian
1.



2.



3.



dst.




Kolom insiden diisi dengan insiden positif maupun negatif. Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaa untuk merekam dan menilai sikap penerima didik sangat bermanfaa pula untuk menilai sikap penerima didik serta sanggup menjadi materi dalam penilaian perkembangan penerima didik secara keseluruhan. Selain itu, dalam observasi sikap sanggup juga digunakan daftar cek yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari penerima didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu.

2)   Penilaian Diri
    Berdasarkan buah  Roh yang  tertulis dalam Kitab Galatia 5:22-23, nilailah dirimu sendiri. Apakah engkau sudah mengalami pembaharuan hidup sebagai hasil pekerjaan Roh Kudus sebagaimana tertulis dalam Kitab Galatia 5:22-23? Tuliskan secara jujur.

No
Buah Roh
Diri Saya

tidak
pernah
jarang
seringkali
selalu
1.
Kasih




2.
Sukacita




3.
Damai sejahtera




4.
Kesabaran




5.
Kemurahan




6.
Kebaikan




7.
Kesetiaan




8.
Lemah lembut




9.
Penguasaan diri












b.   Penilaian Pengetahuan
misal Tes Tertulis
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen
Kelas/Semester : V/1
Mensuplai jawabanan singkat atau pendek:
1.   Sebutkan cara penerima didik Sekolah Menengah Pertama Kelas VII memelihara alam sebagai tanggapan atas pemeliharaan Tuhan Allah pada dirinya.
2.   ..................................
                                          
Teknik Penskoran:
Skor didiberikan kepada penerima didik tergantung dari ketepatan dan kelengkapan jawabanan yang didiberikan/diputuskan guru. Semakin lengkap dan tepat jawabanan, semakin tinggi perolehan skor.

c.    Penilaian Keterampilan
misal Check list
Format penilaian praktek: bermain kiprah tokoh/cerita Alkitab
Nama penerima didik: ________ Kelas: _____

No
Aspek Yang Dinilai
Baik
Tidak Baik
1
Penghayatan


2
Sikap dan kesungguhan dalam berdoa


  3.
Kesesuaian dengan topic yang dibahas



Keterangan:
Kriteria penilaian sanggup dilakukan sebagai diberikut:
5 = sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai mem­diberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, lantaran pemdiberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian teren­tang dari tidak tepat hingga sangat sempurna. Misalnya: 5 = sangat kompeten, 4 = kompeten, 3 = cukup kompeten, 2 = kurang kompeten, dan 1 = sangat kurang kompeten. Untuk memperkecil faktor subyektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, semoga hasil penilaian lebih akurat.


F.   Kontekstualisasi Pembelajaran PAK

Kontekstualisasi pembelajaran PAK adalah upaya memberikan pembelajaran dalam konteks kehidupan penerima didik yang aktual, meliputi beberapa aspek lingkungan sosial dan budaya setempat. Kontekstualisasi pembelajaran berarti guru menggunakan simbol-simbol  setempat dalam mengambarkan materi atau materi didik kepada penerima didik. Tujuannya ialah supaya peserta didik  dapat mengerti dan menangkap klarifikasi guru lantaran sesuai dengan apa yang secara konkrit sanggup dilihat dan dirasakan oleh penerima didik. Misalnya tokoh-tokoh dunia bisa diganti dengan tokoh setempat. misal dan gambaran pembelajaran hendaknya tidak spesialuntuk mengacu  pada realitas di tempat tertentu tetapi dibuka ruang supaya guru dan penerima didik sanggup mennyesuaikannya dengan kebutuhan setempat. Misalnya, ketika berguru ihwal tokoh-tokoh Bibel yang menjadi teladan dalam kebaikan dan kebenaran, guru dan penerima didik sanggup mengambil referensi dari folklore atau kisah rakyat setempat. Ketika dalam pembelajaran ada acara membuat slogan ataupun menonton film/video, guru dan penerima didik sanggup mengganti dengan bentuk acara lainnya yang sesuai dengan  kebutuhan dan kemampuan sekolah, wilayah. Ketika berguru terkena nilai-nilai kristiani, guru dan penerima didik sanggup mengambil referensi dari nilai dan norma yang sesuai dengan kearifan lokal asalkan tidak melenceng dari isi Alkitab, topik dan KD.

Kontekstualisasi pembelajaran juga berarti bahwa guru harus bisa memberikan materi didik dalam cara berfikir atau pola berfikir atau cara pandang masyarakat setempat. melaluiataubersamaini demikian penerima didik sanggup menyebarkan secara kreatif materi didik yang mereka terima dari guru sesuai logika dan wawasan serta konteks kehidupan penerima didik. Melalui kontekstualisasi menyerupai itu, maka pembelajaran PAK yang dipandu oleh isi Bibel mampu  diterima sebagai pandangan hidup kemudian dijadikan nilai-nilai kehidupan yang melembaga dalam kehidupan sehari-hari. Proses ini kemudian berlanjut  dimana nilai-nilai yang dibelajarkan menjadi baku dalam diri penerima didik yang diwujudkan dalam praktik kehidupan serta menjadi pembiasaan hidup atau habit. Proses tersebut nampak dalam diagram di bawah ini:




 
DIAGRAM KONTEKSTUALISASI PAK
























Diagram kontekstualisasi tersebut di atas memperlihatkan bahwa kontekstualisasi pembelajaran akan menghasilkan mutu pembelajaran yang berkarakter dan berdampak pada kualitas hidup penerima didik. Pendidikan Agama Nasrani yaitu proses dimana nilai-nilai iman tidak  spesialuntuk dipelajari sebagai pengetahuan namun sebagai nilai-nilai yang mensugesti dan mengubah pola pikir dan perbuatan penerima didik dimana nilai-nilai tersebut dijadikan pembiasaan hidup. melaluiataubersamaini demikian, penerima didik berproses sebagai insan makluk mulia ciptaan Allah yang menghormati dan mencintai sesama tanpa kecuali .Pada karenanya nilai-nilai yang dipelajari, dihayati serta di jalankan ialah penangkal terhadap kekerasan dan radikalisme.

II.   Kompetensi Dasar, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, dan Alokasi Waktu

Kelas: I

Alokasi waktu: 136 JP
Materi:
No
Materi
Jam Pelajaran
1.
Aku ciptaan yang istimewa
36 JP
2.
Aku merawat tubuhku
36 JP
3.
Keluarga dan Orang Lain (Teman dan Guru)
32 JP
4.
Alam ciptaan Allah
32 JP


136 JP

Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
1.1         Menerima dan mensyukuri dirinya sebagai ciptaan   Allah
2.1   Bertanggung balasan terhadap pemeliharaan  dirinya sebagai ciptaan  Allah
3.1   Mengenal dirinya sebagai ciptaan Allah
4.1     Membuat karya sederhana yang memperlihatkan bertanggung balasan terhadap dirinya sebagai ciptaan Allah
·        Allah Mengasihiku
·         Aku ciptaan yang istimewa


·      Memperkenalkan dirinya  untuk memperlihatkan kemahakuasaan Allah melalui  keistimewaan dan keunikan dirinya.
·      Menggali pengalaman  perihal cara merawat anggota badan sebagai wujud ucapan syukur kepada Allah.
·      Menggali ayat Alkitab bekerjasama dengan insan sebagai ciptaan Allah yang istimewa
·      Menghubungkan aneka macam anggota badan dengan fungsi yang dikehendaki Allah
·      Mengucapkan syukur dengan menyanyikan lagu dan mengucapkan doa sederhana bertemakan anggota badan sebagai ucapan syukur atas badan yang didiberikan Allah.
36JP


·      Mengamati fungsi setiap anggota tubuhnya yang digunakan dalam aneka macam kegiatan yang memperlihatkan kemahakuaasaan Allah
·      Menggali pengalaman ihwal cara merawat badan yang benar yang dikendaki Allah

·      Menunjukkan  manfaat yang terjadi bila merawat badan dengan baik
·      Melaporkan kegiatan pembiasaan yang dilakukan berkenaan dengan tindakannya  merawat dan menggunakan anggota tubuhnya dengan benar di rumah yang dipandu oleh orang tua


1.2   Menerima dan mensyukuri
beragam kegunaan anggota tubuhnya sebagai ciptaan Allah
2.2  Memiliki kepedulian dalam menjaga anggota tubuhnya sebagai ciptaan Allah
3.2 Memahami bermacam-macam kegunaan anggota tubuhnya sebagai ciptaan Allah
4.2Menyajikan karya berkaitan dangan anggota  tubuhnya sebagai ciptaan Allah

·      Aku merawat tubuhku

·         Mengamati anggota tubuhnya yang digunakan dalam aneka macam kegiatan dan fungsinya.
·      Menanyakan fungsi anggota badan dan  cara merawat badan yang benar
·      Mempelajari cara merawat anggota tubuh
·      Menghubungkan beberapa kegiatan yang memperlihatkan penerapan anggota badan secara benar atau secara salah.
·      Membandingkan manfaat yang terjadi bila merawat badan dengan baik dan akhir bila tidak merawat badan dengan baik dan melaporkan kegiatan tersebut.
36 JP

1.3    Menerima keberadaan keluarga dan  kawan
2.3.Bersikap nrimo dansantun dalam mencintai keluarga dan kawan
3.3.  Mengenal  cara mencintai keluarga dan  kawan
4.3.  Membuat proyek sederhana yang berkaitan dengan  sikap mencintai keluarga dan kawan
·      Keluarga dan Orang Lain (Teman dan Guru)


·      Menyimak dan mengamati bentuk-bentuk tindakan yang dilakukan orang tua, saudara, kawan, guru   sebagai wujud mencintai dirinya
·      Menyebutkan cara mencintai keluarga, mitra dan guru.
·      Menceritakan dengan semangat ihwal pengalamannya sebagai anggota keluarga, contohnya dengan memperlihatkan foto keluarganya, kegiatan  yang biasa dilakukan bersama keluarga di rumah.
·      Menghubungkan beberapa kisah keluarga dalam  tokoh Bibel kemudian membandingkan kisah tersebut dengan pengalaman diri sendiri.
·      Mendaftarkan sikap bersyukur atas kehadiran gurunya sebagai pemdiberian Allah.
·      Menyanyikan dengan bangga beberapa lagu yang bertemakan keluarga yang saling mengasihi, misalkan lagu  “Kucinta K’luarga Tuhan,” “Allah mencintai Keluarga,” atau “Tuhan Betapa Banyaknya.”
·      Mengekspresikan rasa terima kasih kepada keluarga di rumah, kepada mitra dan guru di sekolah dengan membuat karya sederhana contohnya doa, puisi, atau kartu ucapan terima kasih.
32 JP






1.4    Menunjukkan sikap bersyukur dan bertanggung balasan dalam memelihara alam ciptaan Allah
2.4 Menunjukkan tanggung
 jawaban dalam       memeliha- ra alam
ciptaan Allah
3.4   Memahami referensi sikap bersyukur dan bertanggung balasan dalam memelihara alam ciptaan Allah
4.4. Melaku-kan tindakan sederha-na dalam memelihara alam ciptaan Allah



·      Alam Ciptaan Allah
·         Mengamati  alam sekitarnya untuk melihat  keteraturan dan keindahan alam ciptaan Allah kemudian sebut manfaat ciptaan Allah
·      Mengamati adanya ketergantungan antara makhluk hidup dalam alam ciptaan Allah.
·      Menggali pemahaman ihwal manfaat alam ciptaan Allah bagi manusia dan saling ketergantungan alam ciptaan Allah.
·      Menggali pemahaman ihwal alam ciptaan Allah berdasarkan Mazmur 8: 4-5.
·      Mempelajari adanya saling ketergantungan antara makhluk hidup; apabila satu di antaranya tidak ada maka akan besar lengan berkuasa pada yang lain serta mengaitkan guaka ciptaan Allah dengan kasih Allah terhadap mahluk hidup.
·      Mengekspresikan ucapan syukur atas alam  ciptaan Allah melalui nyanyian atau doa sederhana.
32 JP

Kelas: II (Dua)

Alokasi waktu: 136 JP
Materi:
No
Materi
Jam Pelajaran
1.
Hormat kepada orangtua dan orang yang lebih tua
36 JP
2.
Keluarga pemdiberian Allah
36 JP
3.
Hidup rukun di sekolah dan di lingkungan
32 JP
4.
Disiplin di sekolah dan di lingkungan
32 JP


136 JP

Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
1.1   Menerima kehadiran orangtua dan orang yang lebih renta sebagai wakil Allah di dunia.
2.1    Menunjukkan sikap hormat kepada orangtua dan orang yang lebih tua
3.1.Memahami alasan   menghor-mati orangtua dan yang lebih renta berdasar-kan  Alkitab.
4.1   Mempraktikkan sikap hormat kepada orangtua dan orang yang lebih tua.

Allah memeliharaku

·         Hormat kepada orangtua dan orang yang lebih tua

·         Menyimak kisah ihwal sikap hormat kepada orangtua melalui kisah Alkitab.
·         Mengamati aneka macam kiprah orangtua di sekitarnya dan di keluarga masing-masing.
·         Mengamati kiprah sikap hormat kepada orangtua dan mereka yang lebih tua.
·         Menyebutkan arti kehadiran orangtua dan orang yang lebih tua dan sikap yang harus dilakukan pada orangtua dan orang yang lebih tua.
·         Mengeksplorasi  beberapa kisah ihwal kisah keluarga dalam Bibel dengan  serius pada kehadiran orangtua sebagai wakil Allah di dunia.
·         Mengekplorasi beberapa contoh  perbuatan menghormati orangtua dan orang yang lebih renta berdasarkan pengamatan  dan pengalaman sendiri.
·         Mengidentifikasi siapa saja yang dianggap sebagai orangtua dalam hidupnya (di rumah, sekolah, gereja, lingkungan sekitar) dan mengambarkan alasan mereka dianggap sebagai orangtua contohnya dengan mengisi tabel.

·         Mengucap syukur atas hadirnya orangtua dan orang yang lebih renta dalam memmenolong hidupnya yang dihubungkan dengan pesan Bibel ihwal kiprah orangtua
·         Mempraktikkan sikap hormat kepada orangtua dan orang yang lebih renta melalui kiprah pembiasaan dan membuat laporan sederhana.
·         Membuat karya sebagai ungkapan syukur kehadiran orangtua dan orang yang lebih tua.

36 JP

1.2. Menerima dan mensyukuri keberadaan keluarganya sebagai pemdiberian Allah
2.2  Membiasakan bertanggung balasan dalam keluarga

3.2  Memahami pentingnya tanggung balasan dalam keluarga
 4.2 Mempraktikkan
       tanggung balasan dalam
       keluarga melalui tindakan
       sederhana sesuai usia dan
       kemampuannya.

·         Keluarga Pemdiberian
Allah

·      Mengamati aneka macam referensi tindakan yang memperlihatkan tanggung balasan anak dalam keluarga.
·      Menyimak kisah guru ihwal sikap mendapatkan keberadaan keluarga dan diri sendiri.
·      Menyimak kisah Alkitab  perihal tanggung balasan anak dalam keluarga.
·      Menyebutkan  bentuk tanggung balasan yang sanggup dilakukan di tengah-tengah keluarganya.
·    Mengeksplorasi referensi tanggung balasan anak dalam keluarga, dimulai dari hal-hal yang paling sederhana.
·    Mengeksplorasi ayat Bibel ihwal referensi tanggung balasan anak dalam keluarga.
·    Menceritakan  beberapa kegiatan yang dilakukan untuk memperlihatkan tanggung balasan pribadi dalam keluarga, contohnya membereskan peralatan sekolah, merapikan mainan, merapikan tempat pulas, dan lain-lain.
·    Menyanyikan lagu bertemakan ucapan syukur atas keberadaan keluarga sebagai pemdiberian Allah, contohnya “Yesus Sayang Semua”.
·    Membuat doa sederhana meliputi ucapan syukur atas keluarga pemdiberian Allah bagi dirinya.
36 JP

1.3.  Meyakini kerukunan di sekolah dan lingkungan sekitar tempat tinggal sebagai wujud ketaatan pada Allah
2.3  Membiasakan menjaga kerukunan  di sekolah dan lingkungan semoga terjadi suasana tenang dan harmonis

3.3. Memahami cara menjaga kerukunan di sekolah dan lingkungan semoga terjadi suasana tenang dan harmonis


4.3. Menyajikan cara  menjaga dan menerapkan hidup rukun di sekolah, rumah dan lingkungan sekitar
·     Hidup rukun di sekolah dan di lingkungan
·      Mengamati aneka macam referensi tindakan yang memperlihatkan hidup rukun di sekolah, rumah, dan di  lingkungan sekitar.
·      Menyimak pengalaman kawannya  dalam menjaga kerukunan di sekolah, di rumah, dan di lingkungan sekitar.
·      Menyimak kisah ihwal menjaga kerukunan di sekolah, dalam keluarga dan lingkungan mengacu pada cerita Alkitab.
·      Meyebutkan pentingnya menjaga  kerukunan di sekolah, di rumah, dan di lingkungan sekitar semoga tercipta suasana tenang dan harmonis.
·      Mengadakan aneka macam permainan sederhana yang memperlihatkan kerukunan, contohnya permainan pesan berantai atau mewarnai satu gambar secara bersama-sama dalam kelompok kecil, dimana setiap anggota kelompok berhak mewarnai sesuai dengan pilihan warna kesukaannya.
·      Mengeksplorasi pengalaman pribadinya dalam menjaga korelasi dengan kawan, bagaimana mereka saling mendapatkan pendapat, saling menyerah dan bersikap sabar.
·      Mengeksplorasi hidup rukun berdasarkan kisah Alkitab.
·      Mendata beberapa perbuatan menjaga kerukunan di sekolah dan di lingkungan dan menyusunnya dalam tabel.
·      Memdiberikan referensi hidup rukun dihubungkan dengan pengalaman kehidupan sehari-hari.
·      Menyanyikan lagu bertemakan kerukunan contohnya “Yesus Cinta Semua Anak,” “Rukun Cinta Satu Sama Lain,” dan “Hari Ini Kurasa Bahagia”.
·      Membuat kesepakatan sederhana di kelas sebagai usaha menjaga kerukunan di sekolah dan menempelkannya di kelas, contohnya “aku mau menghargai mitra yang sedang berbicara, saya mau menjaga ketenangan berguru di kelas,” dll.
·         Membuat doa sederhana meliputi kerinduan untuk menjaga kerukunan.
32 JP

1.4.  Meyakini disiplin sebagai wujud ketaatan pada Allah
2.4   Menunjukkan sikap disiplin di sekolah dan di lingkungan
3.4   Mengenal bentuk disiplin di sekolah, rumah dan di lingkungan sekitar
4.4.Menerapkan sikap disiplin di sekolah, rumah, dan lingkungan sekitar

·         Disiplin di sekolah dan di lingkungan

·      Membaca bersama peraturan atau disiplin yang ada di sekolah.
·      Menyimak pengalaman pribadinya ihwal menaati peraturan sekolah yang ada.
·      Menyimak pesan moral lagu-lagu bertemakan disiplin.
·      Menyimak pesan Bibel
·      Mendiskusikan bentuk disiplin dalam peraturan sekolah, alasan peraturan tersebut dibuat, dan keuntungannya bagi penerima didik.
·      Mendata kegiatan harian semenjak ia bangkit pagi hingga malam hari ia pulas, dengan mencantumkan waktu/jam ketika melaksanakan kegiatan tersebut dalam tabel.
·      Membaca ayat Alkitabperihal pentingnya menaati peraturan semoga terjadi ketertiban dalam hidup bersama dan memahami artinya.
·      Menganalisis apa yang terjadi seandainya mereka tidak taat dan tidak tepat waktu dalam melaksanakan suatu kegiatan, contohnya terlambat bangun, tidak makan pagi, bermain terlalu lama, dll.
·    Menyanyikan lagu bertemakan disiplin, contohnya “Kawanku ini hari Minggu,” “Oh Ibu dan Ayah Selamat Pagi, dll”.
·    Mempraktikkan perbuatan disiplin sebagai bentuk pembiasaan dan dimonitoring oleh orangtua dan guru melalui laporan sederhana.

32 JP

Kelas: III (Tiga)
Alokasi waktu: 136 JP            
Materi:
No
Materi
Jam Pelajaran
1.
Kehadiran Allah melalui iklim dan tanda-tanda alam
36 JP
2.
Kehadiran Allah melalui keberagaman tumbuhan dan fauna
36 JP
3.
Kehadiran Allah melalui kepelbagaian budaya, suku, agama dan bangsa
32 JP
4.
Allah hadir dalam keutuhan ciptaan-Nya
32 JP


136 JP

Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
1.1  Mensyukuri kehadiran Allah   melalui  iklim dan gejala-gejala  alam
2.1.      Menunjukkan kepedulian terhadap iklim dan gejala-gejala  alam
3.1 Memahami  kehadiran Allah dalam iklim dan gejala-gejala  alam
4.1 Menerapkan sikap peduli terhadap iklim dan gejala-gejala  alam
Allah Hadir dalam Kehidupan
·         Kehadiran Allah melalui iklim dan tanda-tanda alam
·         Mengamati aneka macam tanda-tanda alam menyerupai angin, hujan, petir, gerah dll. Dan mencoba untuk merenungkan kehadiran Allah melalui tanda-tanda alam dan iklim. Bahwa Allah maha besar, Ia tidak spesialuntuk membuat insan dan alam saja, melainkan juga membuat iklim yang memungkinkan insan sanggup menanam dan memguan materi pangan. Demikian pula angin, petir dll.
·         Mengamati aneka macam tindakan insan yang sanggup memperlihatkan kepeduliannya terhadap iklim dan tanda-tanda alam. Misalnya, menjaga kemembersihkanan dan kelestarian alam dan lingkungan hidup, tidak menggunduli hutan, mengurangi pemakaian AC dll.
·         Membaca potongan Bibel yang menceritakan ihwal Allah turut bekerja dalam tanda-tanda alam. Yaitu ketika Allah, membelah maritim Teberau supaya bangsa Israel sanggup lewat dari tengah maritim (Kitab Keluaran 14:15-30). Guru memmenolong mengambarkan bahwa ada penelitian ilmiah yang mencoba menghubungkan insiden terbelahnya maritim Teberau sebagai tanda-tanda alam yang sanggup terjadi, bahwa Allah turut bekerja dalam insiden tersebut untuk menyelamatkan bangsa Israel. Allah juga menurunkan hujan dan api (I Raja-Raja 18-20-40). Guru sanggup memmenolong bersama-sama membaca potongan Bibel ini jikalau terasa terlalu panjang.
·         Mendiskusikan  terkena perubahan iklim yang sekarang tengah terjadi dan kaitannya dengan sikap manusia. Misalnya angka pemakaian AC yang tinggi, penebangan hutan, pembakaran lahan dll.
·         Mengemukakan pendapatnya terkena kehadiran Allah melalui tanda-tanda alam dan iklim.
·         Menuliskan kisah pendek terkena Allah turut bekerja dalam aneka macam tanda-tanda alam dan iklim.
·         Menulis doa singkat terkena ucapan syukur  akan kehadiran Allah melalui tanda-tanda alam dan iklim.
·         Melakukan penilaian terhadap diri sendiri, apakah selama ini siswa sudah melaksanakan tindakan-tindakan sederhana sebagai wujud syukurnya atas kehadiran Allah melalui tanda-tanda alam dan iklim.
36 JP
1.2  Mensyukuri kehadiran Allah melalui keberagaman tumbuhan dan fauna di sekitarnya

2.2 Menunjukkan tanggung balasan dalam memelihara tumbuhan dan fauna .
3.2 Menyebutkan contoh  tanggung balasan dalam memelihara tumbuhan dan fauna  di sekitarnya

4.2 Membuat karya yang berkaitan dengan   tanggung balasan dalam memelihara tumbuhan dan fauna  di sekitarnya


·         Kehadiran Allah melalui keberagaman tumbuhan dan fauna
·         Mengamati keberagaman tumbuhan dan fauna di Indonesia terutama di lingkungan sekitarnya.
·         Mengamati kehadiran Allah melalui keberagaman tumbuhan dan fauna yang ada di sekitarnya.
·         Mengumpulkan beberapa referensi tumbuhan dan fauna yang ada di sekitarnya, kemudian menuliskan beberapa bukti kehadiran Allah melalui kehadiran tumbuhan dan fauna tersebut dalam tabel.
·         Menggali ayat-ayat Bibel yang menyatakan tanggung balasan insan untuk memelihara tumbuhan dan fauna.
·         Menceritakan pengalaman memelihara tumbuhan dan atau fauna di sekitarnya.
·         Menyanyikan lagu yang bertemakan kehadiran Allah melalui keberagaman tumbuhan dan fauna serta menuliskan makna atau pesan lagu tersebut.
·         Membuat karya sehubungan dengan merawat tumbuhan dan fauna.
36 JP

1.3. Mensyukuri kehadiran Allah dalam kepelbagaian suku, budaya, bangsa dan agama
2.3 Bersikap terbuka dan mendapatkan pergaulan dengan sesama  dalam kepelbagaian suku, budaya, bangsa dan agama
3.3 Memahami bahwa keberagaman budaya, suku, dan bangsa yaitu kekayaan yang dikaruniakan Allah pada manusia
4.3 Membuat karya yang berkaitan dengan pergaulan sesama insan walaupun tidak sama suku, budaya, bangsa, dan agama

·         Kehadiran Allah melalui kepelbagaian budaya, suku, agama dan bangsa
·         Menyimak kisah Bibel ihwal kehadiran Allah dalam hidup manusia.
·         Menyimak kisah Bibel terkena orang Samaria yang baik hati yang mencintai sesamanya insan
·         Mengamati referensi sikap toleran dan tolong-menolong di lingkungan sekitarnya.
·         Mendiskusikan mengapa sikap saling menolong dalam kehidupan bersama itu penting.
·         Memperkenalkan budaya atau sukunya dengan mendaftarkan atau memperlihatkan ciri khas suku atau daerah, misalnya: pakaian adat, makanan khas, lagu daerah, dsb.
·      Mendiskusikan tindakan-tindakan sederhana sebagai wujud mencintai sesama manusia.
·      Menghubungkan kasih Allah dengan kasih yang mereka terima melalui kehadiran orang-orang di sekitarnya.
·         Mempraktikkan sikap toleran dan saling menolong dalam hidup bersama dengan orang lain di sekitarnya sebagai kegiatan pembiasaan.
32 JP

1.4. Menghayati kehadiran Allah dalam keutuhan ciptaan-Nya
2.4. Bersikap sebagai orang yang ikut serta menjaga  keutuhan ciptaan-Nya
3.4. Menilai pentingnya berperan serta menjaga  keutuhan ciptaan Allah

4.4. Melakukan tindakan sederhana sebagai wujud ikut serta menjaga keutuhan ciptaan Allah

·         Allah hadir dalam keutuhan ciptaan-Nya
·         Menyimak kisah Bibel terkait dengan tema keutuhan ciptaan Allah
·         Menyimak kisah Bibel terkait dengan tema memelihara keutuhan ciptaan Allah (misalnya dari Kejadian)
·         Mengamati kondisi alam ketika keutuhan ciptaan Allah tidak dijaga dengan baik. Misalnya, terjadi banjir, rakyat yang kelaparan lantaran perkebunan menjadi tandus, kesehatan terganggu lantaran asap dsb.
·         Mendiskusikan mengapa kita perlu memelihara keutuhan ciptaan Allah
·         Menggali ayat Alkitab sehubungan dengan mengasihi sesama manusia dan menjaga keutuhan ciptaan Allah
·         Menghubungkan kasih Allah dengan sikap memelihara keutuhan ciptaan Allah.
·         Menyanyikan lagu yang bertemakan memuji keindahan ciptaan Allah, dan urut serta dalam memelihara keutuhan ciptaan Allah dan menuliskan pesan lagu-lagu tersebut.
·         Menyajikan contoh-contoh tindakan yang sudah dilakukan untuk memelihara keutuhan ciptaan Allah

32 JP

Kelas: IV (Empat)

Alokasi waktu: 136 JP
No
Materi
Jam Pelajaran
1.
Allah Hadir dalam Berbagai Peristiwa Kehidupan; Mensyukuri karya dan kehadiran Allah
36 JP
2.
Respons Manusia atas Kemahakuasaan Allah; Peduli Terhadap Sesama
36 JP
3.
Manusia Penuh dengan Keterbatasan; Terbatas Namun Dipilih Allah
32 JP
4.
Syukur Atas Pemeliharaan Allah; Allah Pemelihara Hidupku

32 JP


136 JP

Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
1.1Meyakini kehadiran Allah dalam aneka macam insiden kehidupan
2.1 Menunjukkan rasa hormat dan kepedulian terhadap kehadiran Allah dalam aneka macam insiden kehidupan
3.1 Memahami kehadiran Allah dalam aneka macam insiden kehidupan
4.1 Menyajikan referensi sederhana yang berkaitan dengan sikap bersyukur dalam aneka macam insiden kehidupan

·   Allah Hadir dalam Berbagai Peristiwa Kehidupan
·   Mensyukuri karya dan kehadiran Allah

·     Mendiskusikan arti Allah Mahahadir
·     Mendiskusikan kehadiran Allah melalui ciptaan-Nya dan aneka macam insiden kehidupan manusia
·     Mendata bentuk-bentuk kehadiran Allah melalui aneka macam ciptaan dan insiden kehidupan manusia
·     Menjelaskan arti Allah Mahahadir
·     Mendiskusikan bentuk-bentuk kehadiran Allah melalui ciptaan-Nya dan aneka macam insiden kehidupan insan
·     Mendiskusikan kehadiran Allah, contohnya berdasarkan Kejadian 1; Mzm. 8:1-10; Mzm. 104:1-35; Kejadian 2:18; dan sebagainya
·     Mengekplorasi pengalaman saat menghadapi berbagai  peristiwa alam dan insiden kehidupan manusia
·     Menuliskan pesan moral dari lagu rohani yang menyatakan kehadiran Allah dalam aneka macam insiden kehidupan manusia
·     Mendiskusikan bentuk-bentuk kehadiran Allah dalam aneka macam insiden kehidupan manusia
·     Menyanyikan lagu-lagu yang bertemakan kehadiran Allah dalam aneka macam insiden kehidupan manusia
·     Menuliskan sebuah puisi atau kisah singkat ihwal pengalamannya atas kehadiran Allah dalam hidupnya
·     Menuliskan sebuah janji atau komitmen untuk bersyukur atas kehadiran Allah
36 JP

1.2 Meyakini tindakan insan dalam aneka macam insiden kehidupan sebagai respons terhadap kemahakuasaan Allah
2.2 Menunjukkan kepedulian terhadap aneka macam insiden rantai kehidupan insan di sekitarnya
3.2 Memahami kemahakuasaan Allah dalam aneka macam insiden rantai kehidupan insan di sekitarnya
4.2 Membuat proyek sederhana terkait dengan sikap bersyukur dalam aneka macam insiden rantai kehidupan insan di sekitarnya


·   Respons Manusia atas Kemahakuasaan Allah
·   Peduli Terhadap Sesama


·     Menyimak respons insan atas kemahakuasaan Allah, contohnya berdasarkan Markus 7:21-28; Markus 10:46-52; dan teks Bibel yang sejenis
·     Menyimak sebuah artikel atau film ihwal sikap insan dalam menghadapi aneka macam insiden kehidupan
·     Mendiskusikan bentuk-bentuk kepedulian insan terhadap aneka macam insiden rantai kehidupan manusia
·     Mendiskusikan sikap-sikap insan saat menghadapi aneka macam insiden rantai kehidupan
·     Mengeksplorasi teks Bibel ihwal respons insan terhadap pinjaman Allah dalam hidupnya melalui aneka macam insiden rantai kehidupan insan di sekitarnya
·     Menjelaskan bentuk-bentuk kemahakuasaan Allah dalam aneka macam insiden hidup insan
·     Mendiskusikan kemahakuasaan Allah dalam aneka macam insiden rantai kehidupan manusia
·     Mengaitkan kemahakuasaan Allah dalam aneka macam insiden rantai kehidupan manusia
·     Menceritakan kemahakuasaan Allah dalam hidupnya
·     Menceritakan (berpasangan maupun berkelompok) ihwal pengalaman ketika merespons kemahakuasaan Allah
·     Menuliskan ucapan syukur atas kemahakuasaan Allah dalam bentuk karangan/puisi/doa
36 JP

1.3 Mengakui keterbatasannya sebagai manusia
2.3 Memiliki sikap yang memperlihatkan kesadaran atas keterbatasannya sebagai manusia
3.3 Memahami keterbatasannya sebagai manusia
4.3 Membuat karya yang mengekspresikan keterbatasannya sebagai manusia

·   Manusia Penuh dengan Keterbatasan
·   Terbatas Namun Dipilih Allah

·      Menyimak kisah-kisah di Bibel yang menceritakan keterbatasan manusia, namun dipilih oleh Allah. Misalnya Daud, Samuel, Amos, Mikha, dan sebagainya
·        Mengamati tokoh-tokoh dunia atau gereja yang mempunyai keterbatasan, namun dipilih Allah untuk menjadi saksi-Nya
·         Menjelaskan alasan Allah memilih insan yang mempunyai keterbatasan untuk menjadi saksi-Nya
·     Mengeksplorasi diri terkena kelebihan dan belum sempurnanya/keterbatasan dirinya
·     Mengeksplorasi sikapnya dalam mendapatkan kelebihan dan belum sempurnanya/keterbatasannya
·     Mengeksplorasi sikap insan dalam mendapatkan kelebihan dan belum sempurnanya orang lain
·     Menuliskan kelebihan dan belum sempurnanya/keterbatasan pribadi serta membandingkannya dengan pengalaman tokoh-tokoh Bibel (Daud, Samuel, Amos, Mikha, dan sebagainya)
·     Mendata planning masa depan dan menuliskan beberapa hal yang perlu dilakukan terhadap planning tersebut
·     Mendaftarkan bukti kemahakuasaan Allah terhadap dirinya dan dihubungkan dengan pengalaman tokoh-tokoh Alkitab
·     Menuliskan pengalaman ketika mengunjungi orang sakit atau orang yang berduka
·     Menuliskan atau menceritakan teladan tokoh-tokoh Bibel yang memperlihatkan hidup bergantung pada kemahakuasaan Allah
·     Mengaitkan tindakan kemahakuasaan Allah dengan belum sempurnanya/keterbatasan dirinya dan/atau orang lain
·     Membuat kliping atau kolase yang menggambarkan belum sempurnanya/keterbatasan insan
·     Mengungkapkan rasa syukurnya atas kasih Allah yang memilihnya untuk menjadi saksi-Nya. Misalnya  melalui sebuah lagu/pantomim/puisi/drama singkat
32 JP

1.4 Mensyukuri pemeliharaan Allah dalam kehidupan insan
2.4 Bersikap sebagai orang yang dipelihara oleh Allah
3.4 Mengaplikasikan keyakinannya bahwa Allah memelihara manusia
4.4 Menyajikan referensi pemeliharan Allah dalam kehidupan manusia
·    Syukur Atas Pemeliharaan Allah
·    Allah Pemelihara Hidupku

·     Menyimak teks Bibel ihwal pemeliharaan Allah dalam kehidupan manusia
·     Menyimak kisah-kisah di Bibel perihal respon umat atas pemeliharaan Allah
·     Menyimak pengalaman tokoh-tokoh dunia atau gereja yang mencicipi pemeliharaan Allah
·     Mendata aneka macam bentuk pemeliharaan  Allah dalam hidupnya
·     Mendiskusikan alasan insan mensyukuri pemeliharaan Allah
·     Mendata penderitaan yang dialami beberapa tokoh Bibel namun tetap taat kepada Allah
·     Mendata contoh-contoh perbuatan yang mencerminkan hidup taat atas pemeliharaan Allah
·     Mendata alasan insan bersyukur atas pemeliharaan Allah
·     Mencari dan mendaftarkan contoh-contoh kisah Bibel dari Injil Matius, Markus, Lukas atau Yohguas yang menggambarkan pemeliharaan Allah kepada manusia
·     Mengaitkan hubungan antara pemeliharaan Allah dengan ketaatan manusia
·     Mendaftarkan contoh-contoh sikap taat dan mensyukuri pemeliharaan Allah
·     Menuliskan atau menceritakan pengalaman pribadi maupun orang lain yang merasakan tindakan Allah sebagai Penolong atau Penyelamat
·     Menceritakan pengalaman ketika menerima pinjaman Allah dalam hidupnya
·     Menuliskan sebuah doa atau puisi yang menyatakan rasa syukur atas pemeliharaan Allah
·     Mencontohkan sikap hidup yang taat kepada Allah melalui drama singkat, kliping, kolase, dan sebagainya

32 JP

Kelas : V (Lima)
Alokasi waktu: 136 JP
No
Materi
Jam Pelajaran
1.
Manusia Berdosa dan Panggilan Untuk Bertobat; Pertobatan Manusia; Teknik Hidup Manusia yang Bertobat
36 JP
2.
Karya Penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus;
Yesus, Sang Penyelamat Manusia
36 JP
3.
Roh Kudus Penolongku;
Hidup yang Dipenuhi oleh Roh Kudus
32 JP
4.
Teknik Hidup Manusia Baru

32 JP


136 JP


Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
1.1  Meyakini bahwa insan berdosa sehingga perlu bertobat
2.1  Menunjukkan sikap sebagai orang yang sudah bertobat
3.1 Memahami bahwa tiruana  manusia berdosa sehingga perlu bertobat
4.1  Menyajikan contoh cara hidup manusia yang sudah bertobat

·  Manusia Berdosa dan Panggilan Untuk Bertobat
·  Pertobatan Manusia
·  Teknik Hidup Manusia yang Bertobat



·      Menyimak kisah kejatuhan insan ke dalam dosa berdasarkan Kejadian 3
·     Menyimak kisah atau kisah tokoh-tokoh dunia atau gereja yang bertobat
·      Menjelaskan arti dosa
·      Mendiskusikan alasan insan berbuat dosa
·      Menjelaskan arti bertobat
·      Menjelaskan alasan insan perlu bertobat
·      Menjelaskan ciri-ciri hidup insan yang sudah bertobat
·      Menggali teks-teks Bibel yang menceritakan perbuatan dosa manusia sehingga perlu bertobat. Misalnya, Kejadian 3, 4:1-16
·      Menggali ayat-ayat Bibel yang mengajak manusia untuk bertobat, misalnya: Matius 4:17 atau Lukas 15:11-32
·      Mendiskusikan perbuatan-perbuatan apa saja yang sanggup membuat insan berdosa
·      Membandingkan cara hidup insan yang berdosa dengan cara hidup insan yang sudah bertobat
·      Menemukan makna pertobatan dalam hubungannya dengan pribadi atau hidup orang lain
·      Mendaftarkan contoh-contoh insan yang sudah bertobat
·      Menulis puisi, doa atau membuat karya-karya kreatif yang menyatakan tekad untuk bertobat
·      Menyanyikan lagu yang bertemakan ratifikasi dosa dan pertobatan, serta menuliskan pesan atau makna lagu tersebut
36 JP

1.2  Menerima dan mensyukuri karya evakuasi Allah dalam Yesus Kristus
2.2  Membiasakan berperilaku sebagai orang yang sudah diselamatkan oleh Yesus Kristus
3.2  Memahami karya evakuasi Allah dalam Yesus Kristus
4.2  Mempraktikkan cara hidup sebagai orang yang sudah diselamatkan Allah di dalam Yesus Kristus


·     Karya Penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus
·     Yesus, Sang Penyelamat Manusia


·      Menyimak kisah ihwal evakuasi Allah melalui Yesus Kristus
·      Menjelaskan arti keselamatan
·      Menjelaskan alasan Allah menyelamatkan insan melalui Yesus Kristus
·     Mendiskusikan alasan insan berdosa membutuhkan Penyelamat
·     Menggali ayat-ayat Bibel perihal kisah pengorbanan Yesus untuk menyelamatkan insan berdosa, misalnya: Markus 15:20b-40
·      Menemukan arti keselamatan dari Allah bagi dirinya
·      Mendaftarkan contoh-contoh sikap insan yang mensyukuri evakuasi Allah
·      Mengaitkan pengorbanan Kristus yang menyelamatkan insan dengan sikap manusia yang sudah diselamatkan
·      Menulis puisi, doa atau membuat karya-karya kreatif yang menyatakan rasa syukur atas evakuasi Allah melalui Yesus Kristus
·      Menyanyikan lagu ucapan syukur atas keselamatan dari Allah dan menuliskan makna lagu tersebut
·      Membuat sebuah proyek bersama perihal sikap mencintai sesama dan lingkungan sebagai rasa syukur atas keselamatan dari Allah
36 JP

1.3Meyakini peran Roh Kudus dalam proses pertobatan
2.3Bersikap sebagai orang yang dituntun Roh Kudus
3.3 Mengenal peran Roh Kudus dalam kehidupan orang yang sudah diselamatkan
4.3 Membuat karya-karya kreatif sebagai ungkapan syukur atas pinjaman Roh Kudus dalam hidup orang yang sudah diselamatkan

·     Roh Kudus Penolongku
·     Hidup yang Dipenuhi oleh Roh Kudus

·        Menyimak kiprah Roh Kudus dalam Kisah Para Rasul 1: 6-8
·         Membaca kisah atau kesaksian yang memperlihatkan kiprah Roh Kudus dalam proses pertobatan seseorang
·         Membaca kisah tokoh-tokoh dunia atau gereja yang bertobat lantaran pinjaman Roh Kudus
·         Menjelaskan peran-peran Roh Kudus
·         Menjelaskan cara Roh Kudus bekerja dalam proses pertobatan seseorang
·         Menggali teks-teks Bibel yang menceritakan kiprah Roh Kudus dalam kehidupan orang yang sudah diselamatkan
·         Mendiskusikan cara Roh Kudus bekerja dalam kehidupan orang yang sudah diselamatkan
·        Menceritakan pengalaman pribadi atau kesaksian orang lain yang menyatakan kiprah Roh Kudus sehingga mereka bertobat
·        Menceritakan pengalaman pribadi atau orang lain yang mencicipi pinjaman Roh Kudus dalam menjalani hidup sebagai orang yang bertobat
·        Menulis karangan, puisi, doa atau karya-karya kreatif yang menyatakan rasa syukur atas pinjaman Roh Kudus
·        Menyanyikan lagu yang bertemakan ucapan syukur atas pinjaman Roh Kudus dalam hidupnya dan menuliskan makna lagu tersebut
32 JP

1.4  Menghayati cara hidup insan baru
2.4  Menunjukkan tanggung balasan sebagai manusia baru
3.4Menilai contoh cara hidup manusia baru yang sudah bertobat
4.4 Membuat karya terkait dengan menjadi manusia baru




·     Teknik Hidup Manusia Baru

·      Menyimak kisah tokoh Bibel yang bertobat dan menjadi insan baru. Misalnya, Paulus
·      Mengamati proses pertobatan yang dialami oleh tokoh Bibel atau tokoh gereja
·      Menjelaskan arti insan baru
·      Menjelaskan cara hidup insan baru
·      Menjelaskan tanggung balasan insan baru
·      Menggali ayat-ayat Bibel terkena referensi cara hidup insan baru, misalnya: Galatia 5:16-26, Efesus 5:1-21
·      Mendiskusikan perbedaan cara hidup insan usang dengan cara hidup insan baru
·        Menceritakan pengalaman pribadi atau kesaksian orang lain ihwal hidup sebagai manusia baru
·        Menganalisa perubahan cara hidup insan usang dan insan baru
·         Menulis puisi, doa atau membuat karya-karya kreatif yang menyatakan tekad untuk menjadi insan baru
·         Menyanyikan lagu perihal tekad menjadi teladan bagi sesama dan menuliskan pesan lagu tersebut
·         Membuat sebuah proyek yang memperlihatkan teladan bagi sesama
32 JP

Kelas: VI (Enam)

Alokasi waktu: 128 JP
No
Materi
Jam Pelajaran
1.
Ibadah yang Berkenan Kepada Allah; Sikap dalam Beribadah
36 JP
2.
Aku Setia Beribadah; Menjalin Hubungan Akrab dengan Allah
36 JP
3.
Melayani sesama sebagai wujud ibadah; Melayani dengan Kesungguhan Hati
28 JP
4.
Ibadah Yang Sejati

28 JP


128 JP

Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
1.1 Meyakini ibadah yang berkenan kepada  Allah
2.1    Mengembangkan sikap diberibadah yang berkenan kepada Allah
3.1 Memahami makna ibadah yang berkenan kepada Allah
4.1 Menyajikan referensi ibadah yang berkenan kepada Allah








·      Ibadah yang Berkenan Kepada Allah
·      Sikap dalam Beribadah





















·        Mengamati bentuk atau cara beribadah yang dilakukan oleh aneka macam pemeluk agama
·      Menyimak makna ibadah yang berkenan kepada Allah
·      Menjelaskan arti ibadah yang berkenan kepada Allah
·      Mendiskusikan alasan orang perlu diberibadah
·      Mencari makna ibadah dari Bibel dan aneka macam sumber
·      Mendiskusikan alasan orang Kristen harus diberibadah
·      Mengeksplorasi teks Bibel terkena ibadah yang berkenan kepada Allah
·      Mendiskusikan referensi ibadah yang berkenan kepada Allah
·      Menghubungkan makna ibadah dengan kegiatan sehari-hari
·      Mendiskusikan beberapa sikap/cara diberibadah pemeluk agama di Indonesia
·      Menceritakan pengalaman ketika mengikuti ibadah di sekolah Minggu maupun gereja: bagaimana suasananya, apa yang dirasakan, siapa saja yang terlibat, dsb. 
·      Mempresentasikan hasil diskusi ihwal alasan orang Nasrani diberibadah
·      Menulis refleksi atau puisi terkena makna ibadah bagi dirinya
36 JP

1.2 Mengakui pentingnya menjalin korelasi erat dengan Allah sebagai wujud ibadah
2.2 Memiliki korelasi erat dengan Allah sebagai wujud ibadah
3.2 Memahami pentingnya menjalin korelasi erat dengan Allah sebagai wujud ibadah
4.2 Mempraktikkan kesetiaan diberibadah, berdoa, dan membaca Bibel








·     Aku Setia Beribadah
·     Menjalin Hubungan Akrab dengan Allah













·         Menyimak model-model ibadah dalam Bibel
·      Mengaitkan pentingnya menjalin kekerabatan yang erat dengan Allah melalui ibadah
·      Mengamati unsur-unsur dalam ibadah
·      Menyimak bentuk-bentuk ibadah dalam hidup manusia
·      Mendiskusikan alasan menjalin korelasi yang akrab dengan Allah
·      Mendiskusikan cara memelihara korelasi yang akrab dengan Allah
·      Mendiskusikan pentingnya menjalin korelasi yang akrab dengan Allah sebagai wujud ibadah
·      Membuat laporan pengamatan ihwal kegiatandiberibadah di sekolah Minggu, gereja maupun sekolah
·      Mengeksplorasi makna ibadah khusus gerejawi: Perjamuan Kudus, Adven, Natal, Jumat Agung, Paskah, Kenaikan Yesus ke surga, dan Pentakosta dari aneka macam sumber
·      Menghubungkan makna ibadah dengan perintah Allah dalam Keluaran 20: 3 – 10, dan Matius 22: 37 – 38
·         Mempresentasikan hasil eksplorasi terkena bentuk-bentuk ibadah dalam Alkitab
·      Menceritakan ihwal pengalaman membangun korelasi dengan Allah: Apakah mereka menyediakan waktu secara khusus untuk diberibadah, berdoa, dan membaca Alkitab?
·      Menulis sebuah doa ajakan kepada Allah semoga didiberi hikmat untuksetia diberibadah dan bersekutu dengan Tuhan dan saudara-saudara seiman
36 JP

1.3  Meyakini  peluang melayani sesama sebagai ibadah kepada Allah
2.3 Membiasakan melayani sesama sebagai salah satu ungkapan ibadah kepada Allah
3.3 Menganalisis makna melayani sesama sebagai ibadah  yang berkenan kepada Allah
4.3 Mendemonstrasikan aneka macam bentuk  pelayanan terhadap sesama sebagai ibadah yang sejati kepada Allah




·     Melayani sesama sebagai wujud ibadah
·     Melayani dengan Kesungguhan Hati
·        Menyimak bentuk-bentuk pelayanan yang ada di Alkitab. Misalnya, kisah Samuel, Kisah Para Rasul 4:32-37, Galatia 5:13
·      Mengamati aneka macam bentuk perbuatan “melayani” yang pernah dilakukannya di rumah, sekolah dan gereja atau Sekolah Minggu
·      Menjelaskan arti melayani
·      Mendiskusikan kaitan antara melayani dengan ibadah
·      Melakukan wawancara dengan dua orang aktivis/pelayan di gereja, menanyakan alasan mereka melayani di gereja, dan persiapan yang harus dilakukan untuk melayani
·      Mengkaji dari aneka macam sumber ihwal arti melayani
·      Mendiskusikan bentuk-bentuk pelayanan di gereja
·      Mencari korelasi antara melayani dengan ibadah
·      Mengaitkan hubungan antara ibadah kepada Allah dengan pelayanan kepada sesama
·      Menceritakan perbuatan melayani yang pernah dilakukannya di rumah, sekolah dan gereja atau Sekolah Minggu
·      Melaporkan hasil wawancaranya terhadap dua orang aktivis/pelayan gereja
·      Melaporkan hasil kajian ihwal ibadah yang berkenan kepada Allah
·      Merancang sebuah proyek untuk melayani sesama, contohnya para korban bencana
28 JP

1.4 Mensyukuri seluruh hidupnya sebagai ibadah sejati kepada Allah
2.4 Mewujudkan seluruh hidupnya sebagai ibadah sejati kepada Allah
3.4 Memahami seluruh hidupnya sebagai ibadah sejati kepada Allah
4.4 Membuat proyek yang melibatkan seluruh hidupnya sebagai ibadah yang sejati kepada Allah





·     Ibadah Yang Sejati

·      Menyimak arti ibadah sejati berdasarkan Roma 12:1-2
·      Menjelaskan perbedaan ibadah “sejati” dengan ibadah yang “tidak sejati”
·      Mengeksplorasi teks Bibel perihal arti ibadah yang “sejati”
·      Mengkaji atau merefleksikan diri apakah sudah melaksanakan ibadah yang “sejati” dalam hidupnya
·      Mengeksplorasi makna “ibadah sejati” sebagai sikap hidup orang diberiman
·         Membuat perbandingan aneka macam bentuk “ibadah  yang sejati” yang sanggup dilakukan di rumah, sekolah maupun di gereja
·        Melaporkan hasil kajian terkena ibadah yang sejati sebagai sikap hidup orang diberiman
·        Menyusun planning untuk meningkatkan kualitas ibadahnya
28 JP


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Silabus Agama Kristen Dan Akal Pekerti Kurikulum 2013 / Kurikulum Nasional Revisi Terbaru 2016"

Posting Komentar