Total Quality Management (Tqm) Atau Administrasi Mutu Terpadu (Mmt) Dalam Dunia Bisnis &Pendidikan



TOTAL   QUALITY   MANAGEMENT  ( TQM )  ATAU  MANAJEMEN  MUTU  TERPADU   ( MMT )  DALAM  
DUNIA  BISNIS  & PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pendidikan yang berkarakter sangat diharapkan sebagai upaya untuk mempersiapkan sumber daya insan yang berkarakter. Pendidikan ialah jadwal strategis jangka panjang yang harus bisa menjawaban kebutuhan dan tantangan Nasional dan global pada ketika kini dan akan hadir, mengingat ketatnya tantangan, baik nasional maupun internasional.
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada ketika ini yaitu masih rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Berbagai upaya sudah dilakukan, namun campur tangan politik senantiasa berperan didalamnya sehingga menghambat proses perbaikan mutu pendidikan.
Gagasan  perbaikan mutu mulai dimunculkan setelah perang dunia kedua. Walau lahir di Amerika, konsep Total Quality Management ini justru berkembang di Jepang. Hal ini terjadi setelah W. Edwards Deming pada tahun 1950 mengajarkan mata kuliah kepada para ilmuwan, insinyur, dan direktur perusahaan Jepang.[1]
Hingga karenanya upaya peningkatan mutu berkembang sesuai keadaan jaman dan sesuai dengan kebutuhan dan tidak spesialuntuk berkembang dalam bidang industri saja tetapi berkembang dalam bidang yang lainnya, termasuk bidang pendidikan.
Total   Quality   Management  ( TQM )  atau  Manajemen  Mutu  Terpadu   ( MMT ) memiliki sejarah yang lengkap, berawal dari istilah inspeksi (inspection ), pengendalian kualitas ( quality control), penjaminan kualitas (quality assurance), managemen kualitas (quality management), administrasi mutu terpadu ( total quality management), organisasi pembelajar ( learning organization), dan berujung pada organisasi kelas dunia ( world class organization )[2].
Total Quality Management (TQM) yaitu pendekatan administrasi yang berserius pada pengguna yang bertujuan untuk memperbaiki proses bisnis instansi secara terus menerus dengan mengandalkan instrumen analisis dan kolaborasi tim yang baik[3].

B.  Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Konsep Total   Quality   Management  ( TQM )   dalam dunia bisnis.
2.  Menjelaskan Konsep Total   Quality   Management  ( TQM )   dalam  dunia Pendidikan.
3.  Mendeskripsikan    Implementasi    Total     Quality    Management   ( TQM )   dalam   dunia  Pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Total   Quality   Management  ( TQM )  Dalam Dunia Bisnis.
1.1. Sejarah Total   Quality   Management  Dalam Dunia Bisnis
 Menurut sejarah, Frederick Taylor (seorang Amerika) yang sekaligus diakui sebagai bapak manajemen, pada tahun 1920-an, mencetuskan gerakan Total Quality Management (TQM). Kemudian pada tahun 1950 secara gencar Jepang berbagi TQM untuk memperbaiki dan membangkitkan perekonomiannya, setelah W. Edwards Deming mengajarkan salah satu pengutamaan dalam TQM, yaitu kualitas kepada para ilmuwan, insinyur dan direktur perusahaan Jepang. Sejak tahun 1980-an TQM mulai sangat terkenal di dunia bisnis. Boleh dikatakan bahwa, TQM lahir di Amerika Serikat kemudian dibesarkan di Jepang yang selanjutnya berkembang di Amerika Utara dan Eropa.
Jepang meyakini bahwa, kunci pokok perusahaan-perusahaannya yaitu kualitas produknya. Oleh lantaran itu, secara terus menerus perusahaan-perusahaan tersebut berusaha membuat infrastruktur sebagai dasar tercapainya kualitas, yaitu aspek manusia, proses dan fasilitas. Selain itu, Jepang juga mengirimkan para ahlinya ke luar negeri. Kenyataan memberikan bahwa, barang-barang produk Jepang bisa melampaui kualitas yang diproduksi oleh negara barat, sehingga volume ekspor industri Jepang sangat drastis peningkatannya.

Total Quality Management (TQM) atau dengan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia “Manajemen Kualitas Terpadu”, ialah konsep yang mengutamakan kualitas/mutu, tidak spesialuntuk diterapkan dalam dunia bisnis atau industri, tetapi akhir-akhir ini juga sudah diterapkan dalam dunia pedidikan. “Customers’ satisfaction oriented”, melalui optimalisasi dan aspek-aspek administrasi inilah yang menjadi obsesi dalam penerapan TQM, sehingga pelanggan (costumer) akan merasa puas dengan kualitas produk/jasa yang dihasilkan.[4]
1.2.  Empat ( 4 ) langkah TQM
Di Jepang, Total Quality Management TQM dirangkum menjadi empat ( 4 )  langkah, yaitu sebagai diberikut:
1)     Kaizen: diseriuskan pada improvisasi proses berkelanjutan (continuous Improvement) sehingga proses yang terjadi pada organisasi menjadi visible (dapat dilihat), repeatable (dapat dilakukan secara berulang-ulang), dan measurable (dapat diukur).
2)     Atarimae Hinshitsu: berserius pada imbas intangible pada proses dan optimisasi dari imbas tersebut.
3)     Kansei: mereview cara penerapan produk oleh konsumen untuk peningkatan kualitas produk itu sendiri.
4)     Miryokuteki Hinshitsu: administrasi taktis yang digunakan dalam produk yang siap untuk diperdagangkan.
1.3. Delapan ( 8 ) alat Total   Quality   Management  ( TQM )  Dalam Dunia Bisnis
Delapan ( 8 )   alat TQM yang diuraikan yaitu sebagai diberikut:
1)     Curah Pendapat (Sumbang Saran) – Brainstorming
Curah pendapat yaitu alat perencanaan yang sanggup digunakan untuk berbagi kreativitas kelompok. Curah pendapat dipakai, antara lain untuk menentukan sebab-sebab yang mungkin dari suatu problem atau merencanakan langkah-langkah suatu proyek.
2)     Diagram Alur (Bagan Arus Proses)
Bagan arus proses yaitu satu alat perencanaan dan analisis yang digunakan, antara lain untuk menyusun gambar proses tahap demi tahap untuk tujuan analisis, diskusi, atau komunikasi dan menemukan wilayah-wilayah perbaikan dalam proses.
3)     Analisis SWOT
Analisis SWOT yaitu suatu alat analisis yang digunakan untuk menganalisis masalah-masalah dengan kerangka Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).
4)     Ranking Preferensi
Alat ini ialah suatu alat interpretasi yang sanggup digunakan untuk menentukan gagasan dan pemecahan problem di antara beberapa alternatif.

5)     Analisis Tulang Ikan
Analisis tulang ikan (juga dikenal sebagai diagram sebab-akibat) ialah alat analisis, antara lain untuk mengkategorikan banyak sekali alasannya potensial dari suatu problem dan menganalisis apa yang bergotong-royong terjadi dalam suatu proses.
6)     Penilaian Kritis
Penilaian kritis yaitu alat menolong analisis yang sanggup digunakan untuk menyidik setiap proses manufaktur, perakitan, atau jasa. Alat ini memmenolong kita untuk memikirkan apakah proses itu memang dibutuhkan, tepat, dan apakah ada alternatif yang lebih baik.
7)     Benchmarking
Benchmarking adalah proses pengumpulan dan analisis data dari organisasi kita dan dibandingkan dengan keadaan di dalam organisasi lain. Hasil dari proses ini akan menjadi patokan untuk memperbaiki organisasi kita secara terus menerus. Tujuan benchmarking adalah bagaimana organisasi kita bisa dikembangkan sehingga menjadi yang terbaik.
8)     Diagram Analisa Medan Daya (Bidang Kekuatan)
Diagram medan daya ialah suatu alat analisis yang sanggup digunakan, antara lain untuk mengidentifikasi banyak sekali hambatan dalam mencapai suatu samasukan dan mengidentifikasi banyak sekali alasannya yang mungkin serta pemecahan dari suatu problem atau peluang.

1.4. Syarat – Syarat  Pelaksanaan  TQM  dalam  suatu  perusahaan
Syarat-syarat pelaksanaan TQM dalam suatu perusahaan yaitu sebagai diberikut:
1)     Setiap perusahaan/organisasi harus secara terus menerus melaksanakan perbaikan mutu produk dan pelayanan sehingga sanggup memuaskan para pelanggan.
2)     Memdiberikan kepuasan kepada pemilik, pemasok, karyawan, dan para pemegang saham.
3)     Memiliki wawasan jauh ke depan dalam mencari keuntungan dan mempersembahkan kepuasan.
4)     Fokus utama ditujukan pada proses, gres menyusul hasil.
5)     Menciptakan kondisi di mana para karyawan aktif berpartisipasi dalam membuat keunggulan mutu.
6)     Ciptakan kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan dan aktif memotivasi karyawan bukan dengan cara diktatorial sehingga diperoleh suasana aman bagi lahirnya ide-ide baru.
7)     Rela mempersembahkan ganjaran, legalisasi bagi yang sukses dan mudah mempersembahkan maaf bagi yang belum berhasil/berbuat salah.
8)     Setiap keputusan harus berdasarkan pada data, gres berdasarkan pengalaman/ pendapat.
9)     Setiap langkah kegiatan harus selalu terukur terperinci sehingga pengawasan lebih gampang.
10)   Program pendidikan dan petes hendaknya menjadi urutan utama dalam upaya peningkatan mutu.[5]
1.4. Metode Dalam Menerapkan TQM  dalam  suatu  perusahaan
Dapat disimpulkan bahwa dalam menerapkan TQM dalam  suatu  perusahaan ada beberapa hal yang harus di lakukan, yaitu :
1)    Berserius pada pelanggan
2)    Obsesi terhadap kualitas
3)    Menggunakan pendekatan ilmiah
4)    Komitmen jangka panjang
5)    Ada kolaborasi tim
6)    Perbaikan sistem secara berkesinambungan
7)    Peningkatan SDM melalui Pendidikan dan Petes
8)    Respek terhadap setiap anggota organisasi
9)    Ada kesatuan tujuan
10) Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
2.  Konsep Total   Quality   Management  ( TQM )   dalam  dunia Pendidikan.
     Isu yang berkembang deras dalam pendidikan di Indonesia pada ketika ini yaitu rendahnya mutu pendidikan, yang ditandai dengan banyaknya lulusan Sekolah Menengan Atas yang tidak sanggup di serap di perguruan tinggi tinggi. Hal ini disebabkan lantaran rendahnya tingkat kemampuan, ketrampilan, dan pengetahuan mereka, artinya output lulusan tidak memiliki kualitas yang sesuai dengan tuntutan persyaratan untuk sanggup diterima di perguruan tinggi tinggi.

2.1. Mutu Pendidikan Dapat Dilihat  Dari Tiga (3) Perspektif.
Mutu pendidikan menurut Beeby, yang dikutif oleh Noeson dalam Popi Sopiatin, dikatakan bahwa mutu pendidikan sanggup dilihat dari tiga ( 3)  perspektif, yaitu :
1)    Perspektif ekonomi.
Berdasarkan perspektif ekonomi, bahwa pendidikan yang berkarakter sanggup meningkatkan kesejahteraan hidup insan sehingga sanggup berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat.
2)    Perspektif Sosiologi.
Bahwa pendidikan berkarakter yaitu pendidikan yang bermanfaa terhadap seluruh masyarakat dilihat dari kebutuhan masyarakat itu sendiri, menyerupai kebutuhan masyarakat akan hubungannya di dalam kelompok,dalam perkembangan budaya masyarakat, serta mempersiapkan masyarakat untuk sanggup mendapatkan perubahan dan perkembangan teknologi.
3)    Perspektif  Pendidikan.
Bahwa pendidikan berkarakter berdasarkan perspektif pendidikan itu sendiri sanggup dilihat dari sisi siswa, proses pembelajaran, kemampuan kelulusan dalam berbagi potensinya di masyarakat  serta dalam hal memecahkan problem dan berpikir kritis.

2.2. Filosofi  Dan Esensi Total   Quality   Management  ( TQM )   dalam  dunia Pendidikan.
TQM dalam pendidikan yaitu sebuah Filosofi tentang perbaikan secara terus menerus, yang sanggup mempersembahkan seperangkat alat simpel kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan keinginan para pelangganya, ketika ini dan untuk masa yang akan hadir.
Esensi TQM yaitu perubahan budaya. Dalam sebuah institusi, perubahan budaya terjadi secara lambat. Perubahan ini akan terwujud bila tiruana staf pendidikan merasa yakin bahwa pengembangan mutu akan membawa dampak positif bagi mereka dan akan menguntungkan siswa.[6]

3. Implementasi    Total     Quality    Management   ( TQM )   dalam   dunia  Pendidikan.

            Pada dasarnya TQM dalam dunia pendidikan berdasarkan frankin P. schargel dalam buku Syafarudin dikatakan bahwa Total qulity management education is process wich involves focusing on meeting and exceeding custumer expectations, continous impruvment, sharing responsibilities with employess, and reducasing scraf and rework. Artinya bahwa mutu terpadu pendidikan dipahami sebagai suatu proses yang meilibatkan pemusatan pada pencapaian kepuasan keinginan pelanggan pendidikan, perbaikan terus menerus, pertolongan tanggung jawaban, dengan para pegawai, dan pengurangan pekerjaan tersisa dan pengerjaan kembali[7].
Sisi pelanggan yaitu siswa, orang renta dan masyarakat menjadi serius utama. melaluiataubersamaini mengkombinasikan prinsip-prinsip tentang mutu oleh para hebat dengan pengalaman praktek sudah dicapai pengembangan suatu model sederhana akan tetapi sangat efektif untuk mengimplementasikan administrasi mutu terpadu di sekolah.
Model tersebut terdiri dari komponen-komponen diberikut :

Tujuan

:
Perbaikan terus menerus, artinya mutu selalu diperbaiki dan diubahsuaikan dengan perubahan yang menyangkut kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Prinsip

:

Fokus pada pelanggan, perbaikan proses dan keterlibatan total.

Elemen

:

Kepemimpinan, pendidikan dan petes, struktur pendukung, komunikasi, ganjaran dan legalisasi serta pengukuran


3.1. Prinsip Dari Implementasi TQM  Dibidang Pendidikan
Prinsip dari implementasi di bidang pendidikan , bahwa sekolah dianggap sebagai suatu “ Unit Produksi, dimana siswa sebagai materi mentah dan lulusan sekolah sebagai hasil produksi. Sekolah juga dipandang sebagai “Unit Layanan Jasa”, yakni pelayanan pembelajaran.
Implementasi Total Quality Management (TQM)  atau Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dalam pendidikan akan banyak tergantung pada kepemimpinan di sekolah. Karena itu, tugas kepala sekolah teramat penting dalam implementasi TQM ini.[8]

3.2. Gejala – Gejala Adaptasi TQM Dikatakan Sukses
Menurut Hadari Nawawi, bagi organisasi Pendidikan, penyesuaian TQM sanggup dikatakan sukses bila memberikan tanda-tanda – tanda-tanda sebagai diberikut :
1)     Tingkat konsistensi produk dalam mempersembahkan pelayanan umum dan pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan peningkatan kualitas SDM terus meningkat.
2)     Keke4liruan dalam bekerja yang berdampak menjadikan ketidakpuasan dan komplain yang dilayani semakin berkurang.
3)     Disiplin waktu dan displin kerja semakin meningkat
4)     Inventarisasi aset organisasi semakin sempurna, terkendali dan tidak berkurang/hilang tanpa diketahui alasannya -  sebabnya.
5)     Kontrol berlangsung efektif terutama dari atasan pribadi melalui pengawasan melekat, sehingga menghemat pembiayaan, mencegah penyimpangan dalam pelayanan umum dan pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
6)     Pemborosan dana dan waktu dalam bekerja sanggup dicegah.
7)     Peningkatan ketrampilan dan keahlian bekerja terus dilaksanakan sehingga metode atau cara bekerja selalu bisa mengadaptasi perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai cara bekerja yang paling efektif, efesien dan produktif, sehingga kualitas produk dan pelayanan umum meningkat.[9]

3.3. Strategi Pengembangan Mutu Sekolah
Mutu sekolah harus senantiasa meningkat, lantaran diharapkan taktik pengembangannya. Strategi pengembangan mutu sekolah tersebut yaitu sebagai diberikut :
1)     Pengembangan SDM, masukana dan Pramasukana
2)     Pengembangan institusi
3)     Peningkatan Proses Kerja
4)     Menciptakan suasana kondusif
5)     Mutu,yaitu produk dan atau jasa yang sesuai dengan standar mutu yang sudah diputuskan dan memuaskan pelanggan.[10]
3.4. Aplikasi Total Quality Management (TQM) Di Kelas
Menurut  Spanbaur dalam Syafaruddin,Irwan Nasution, TQM ialah payung bagi taktik pendidikan mutu di sekolah, menyerupai pembelajaran percepatan (accelerated learning), administrasi berbasis lingkungan, pemberdayaan guru, pendidikan berbasis hasil, efektivitas lembaga, pendidikan berbasis masyarakat dan pembelajaran berpusat pada anakdidik, diharapkan akan sanggup memberdayakan pendidikan.
Juga berdasarkan Hoy dalam Syafaruddin, Irwan Nasution menerangkan ada beberapa tahapan yang akan dilalui untuk memantapkan “budaya mutu dalam menuju sekolah unggu” , yaitu :
1)  Membangun janji menanamkan dalam diri personil sekolah untuk mencapai tujuan.
2)  Perencanaan, memggunakan ketrampilan individu dan tim untuk dikembangkan mencapai tujuan.
3)  Tindakan, untuk berbagi dan memakai ketrampilan  dalam menetapkan jadwal berkelanjutan.
4)  Evaluasi, menilai kemajuan pencapaian tujuan, nilai yang dicapai dan kebutuhan masa depan.



Hal yang penting dari  pelaksanaan peningkatan mutu pengajaran yaitu kegiatan yang diharapkan untuk perencanaan pengajaran mencakup beberapa aspek hal – hal diberikut :
1)  Perencanaan untuk memberikan silabus
2)  Melakukan perbaikan terhadap materi pelajaran
3)  Penataan yang efektif bagi pelaksanaan kegiatan pengajaran dan kegiatan menulis.
4)  Efesiensi penataan dan tes untuk ujian
5)  Memdiberikan petes yang baik untuk pinjaman dan kemampuan mengakses pelajar.
Efektivitas kelas dan kemampuan personal dalam mengajar sanggup dilihat dari persiapan yang baik dan struktur pertemuan dengan penyampaian materi pelajaran dicapai secara baik dan tidak mencurigai kemampuan mereka memakai alat menolong pelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan pengajaran.[11]






BAB III
KESIMPULAN
1.  Total Quality Management (TQM) yaitu pendekatan administrasi yang berserius pada pengguna yang bertujuan untuk memperbaiki proses bisnis instansi secara terus menerus dengan mengandalkan instrumen analisis dan kolaborasi tim yang baik
2.  Total   Quality   Management  ( TQM )  atau  Manajemen  Mutu  Terpadu   ( MMT ) memiliki sejarah yang lengkap, berawal dari istilah inspeksi (inspection ), pengendalian kualitas ( quality control), penjaminan kualitas (quality assurance), managemen kualitas (quality management), administrasi mutu terpadu ( total quality management), organisasi pembelajar ( learning organization), dan berujung pada organisasi kelas dunia ( world class organization).
3.  Menurut sejarah, Frederick Taylor (seorang Amerika) mencetuskan gerakan Total Quality Management (TQM) dan  sekaligus diakui sebagai bapak manajemen, pada tahun 1920-an,
4.  Total Quality Management (TQM) atau dengan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia “Manajemen Kualitas Terpadu”, ialah konsep yang mengutamakan kualitas/mutu, tidak spesialuntuk diterapkan dalam dunia bisnis atau industri, tetapi akhir-akhir ini juga sudah diterapkan dalam dunia pedidikan.


5.  Syarat-syarat pelaksanaan TQM dalam suatu perusahaan yaitu sebagai diberikut:
1)  Setiap perusahaan/organisasi harus secara terus menerus melaksanakan perbaikan mutu produk dan pelayanan sehingga sanggup memuaskan para pelanggan.
2)  Memdiberikan kepuasan kepada pemilik, pemasok, karyawan, dan para pemegang saham.
3)  Memiliki wawasan jauh ke depan dalam mencari keuntungan dan mempersembahkan kepuasan.
4)  Fokus utama ditujukan pada proses, gres menyusul hasil.
5)  Menciptakan kondisi di mana para karyawan aktif berpartisipasi dalam membuat keunggulan mutu.
6)  Ciptakan kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan dan aktif memotivasi karyawan bukan dengan cara diktatorial sehingga diperoleh suasana aman bagi lahirnya ide-ide baru.
7)  Rela mempersembahkan ganjaran, legalisasi bagi yang sukses dan mudah mempersembahkan maaf bagi yang belum berhasil/berbuat salah.
8)  Setiap keputusan harus berdasarkan pada data, gres berdasarkan pengalaman/ pendapat.
9)  Setiap langkah kegiatan harus selalu terukur terperinci sehingga pengawasan lebih gampang.
10)      Program pendidikan dan petes hendaknya menjadi urutan utama dalam upaya peningkatan mutu
6.    Prinsip dari implementasi di bidang pendidikan , bahwa sekolah dianggap sebagai suatu “ Unit Produksi, dimana siswa sebagai materi mentah dan lulusan sekolah sebagai hasil produksi. Sekolah juga dipandang sebagai “Unit Layanan Jasa”, yakni pelayanan pembelajaran.
7.    Implementasi Total Quality Management (TQM)  atau Manajemen Mutu Terpadu (MMT) dalam pendidikan akan banyak tergantung pada kepemimpinan di sekolah. Karena itu, tugas kepala sekolah teramat penting dalam implementasi TQM ini.
8.    Strategi pengembangan mutu sekolah tersebut yaitu sebagai diberikut :
1)    Pengembangan SDM, masukana dan Pramasukana
2)    Pengembangan institusi
3)  Peningkatan Proses Kerja
4)  Menciptakan suasana kondusif
5)    Mutu,yaitu produk dan atau jasa yang sesuai dengan standar mutu yang sudah diputuskan dan memuaskan pelanggan

9.    Hal yang penting dari  pelaksanaan peningkatan mutu pengajaran yaitu kegiatan yang diharapkan untuk perencanaan pengajaran mencakup beberapa aspek hal – hal diberikut :
1)    Perencanaan untuk memberikan silabus
2)    Melakukan perbaikan terhadap materi pelajaran
3)    Penataan yang efektif bagi pelaksanaan kegiatan pengajaran dan kegiatan menulis.
4)    Efesiensi penataan dan tes untuk ujian
5)    Memdiberikan petes yang baik untuk pinjaman dan kemampuan mengakses pelajar.







DAFTAR  PUSTAKA
1.  Hanik Umi, Implementasi TQM Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan, Rasail Media Group, Semarang, 2011
2.  Lampiran  Daftar Istilah PERMEN PAN REFORMASI BIROKRASI No.1 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi , Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi.
3.  Nawawi Hadari, Manajemen Strategik,Gajah Mada Pres, Yogyakarta,2005
4.  Sigitheryanto.files.wordpress.com/.../total-quality-mananagement, ( diakses 5 Mei 2013).
5.  Simanjuntak Patar, Materi Kuliah Manajemen Mutu, STT RE , Jakarta, 2013
6.  Sopiatin Popi, Manjemen Belajar Berbasis Kepuasan siswa, Bogor, Ghalia, 2010.
7.  Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan, Jakarta, Gransindo,2002.
8.  Syafaruddin, Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, Ciputat, Quantum Teacing, 2005
9.  Widiyantoro Heri  , “ Implementasi TQM Dalam Pendidikan ”   http://.blogspot.com. Html  ( diakses 5 Mei 2013).



[1]  Patar Simanjuntak, Materi Kuliah Manajemen Mutu, STT RE , Jakarta, 2013
[2]  Umi Hanik, Implementasi TQM Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan, Rasail Media Group, Semarang, 2011, hal. vii
[3] Lampiran  Daftar Istilah PERMEN PAN REFORMASI BIROKRASI No.1 Tahun 2011 Tentang Pedoman Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi , Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi ,hal. 44
[4] Heri  Widiyantoro, “ Implementasi TQM Dalam Pendidikan ”   http://.blogspot.com. Html  ( diakses 5 Mei 2013).


[5] sigitheryanto.files.wordpress.com/.../total-quality-mananagement, ( diakses 5 Mei 2013).


[6] Popi Sopiatin, Manjemen Belajar Berbasis Kepuasan siswa, Bogor, Ghalia, 2010, hal.  4

[7] Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan, Jakarta, Gransindo,2002, hal.35

[8] ibid, Implementasi TQM Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan, Rasail Media Group, Semarang, 2011, hal. 83

[9]  Hadari Nawawi, Manajemen Strategik,Gajah Mada Pres, Yogyakarta,2005, hal.47
[10] ibid, Implementasi TQM Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan, Rasail Media Group, Semarang, 2011, hal. 72

[11] Syafaruddin,Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, Ciputat, Quantum Teacing, 2005, hal.153-154

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Total Quality Management (Tqm) Atau Administrasi Mutu Terpadu (Mmt) Dalam Dunia Bisnis &Pendidikan"

Posting Komentar